Wolf : Hey You!
//Dunia kita berbeda\\
Disuatu pagi yang cerah, seorang gadis bersurai indigo masih terlelap dalam tidurnya. Tiba-tiba...
"Bangun, Hinata. Sudah pukul 8 pagi, sekolahmu akan mulai sebentar lagi."
Suara teriakan seorang ayah membangunkan Hinata dan langsung saja ia terlonjak dan melompat turun dari ranjangnya dengan rambut yang masih acak-acakan. "T-tou-san kenapa tidak membangunkan aku dari tadi?" Tanya Hinata lalu menyambar handuk ungu favoritnya dan langsung melesat masuk ke kamar mandi. "Tou-san kira kau sudah bangun. Salah sendiri kenapa kau tidur larut malam." Jawab Hiashi sambil membuka pintu, "Tou-san berangkat dulu, Hinata." Lanjut Hiashi, "Iya." Jawab Hinata dari dalam kamar mandi.
Dan di sini lah Hinata, di depan kelas nya. Ia hanya terlambat beberapa menit saja, tapi tetap saja ia dihukum. Sungguh sekolah yang disiplin.
"Tenten-chan tidak sekolah ya hari ini." Kata Hinata, Ino lalu menimpali, "He? Kau tidak tau? Dia kan sudah pindah ke Tokyo." Hinata melotot ke arah Ino, "A-apa? Pindah? Dari mana kamu tau?" Tanya Hinata, Ino lalu memalingkan wajahnya, "Kaget sih kaget, tapi jangan melotot begitu dong! Aku kan tetanggaan dengan Tenten-chan, jadi aku tau." Jawab Ino, Hinata lalu terdiam. "Eh ya ngomong-ngomong, kenapa kau terlambat?" Tanya Ino, Hinata tertawa garing, "Hehe, aku terlambat bangun karena tidur terlalu malam." Jawab Hinata. Ino lalu bertanya lagi, "Kenapa kau tidur larut malam?" Hinata hanya mengangkat kedua pundaknya dan menjawab, "Mengerjakan tugas yang diberikan Iruka-sensei."
Pulang sekolah...
Hinata menendang batu yang berada di depannya dan mendengus pelan, "Huh, mengapa hari ini sangat mengesalkan? Aku terlambat ke sekolah dan dihukum, lalu Tenten-chan pindah sekolah dan aku akan duduk sendirian." Kata Hinata. Tiba-tiba angin kencang datang entah dari mana membuat Hinata menutup matanya karena matanya dimasuki debu. "Dan sekarang mataku kemasukan debu!" Lanjut Hinata jengkel.
"Huh, hari ini sungguh melelahkan." Hinata mendesah lalu menjatuhkan dirinya ke kasur dan menutup matanya, "Aku rasa aku akan tidur dulu sebentar." Ujar Hinata sebelum ia masuk dalam mimpinya.
Malam hari...
"Tou-san, a-aku akan pergi dulu ke toko buku ya?" Pamit Hinata dan dijawab anggukan dari Hiashi. Hinata lalu segera membuka pintu dan keluar dari rumah. Sepanjang jalan, ia terus memeluk tubuhnya sendiri karena udara begitu dingin dan ia tak ingat membawa jaket saking semangatnya pergi ke toko buku.
Wush...
Hinata menoleh ke arah suara dan tak menemukan apapun di sana, "S-siapa di sana?" Tanya Hinata, tetapi tak ada jawaban, "Huh..mungkin perasaanku saja." Ujar Hinata mendesah.
Grr...
Hinata membulatkan matanya ketika seekor serigala besar berada tepat di hadapannya, "T-tunggu, sejak kapan di Konoha a-ada serigala?" Batin Hinata bertanya tanpa melepaskan tatapan horor pada serigala tersebut.
Grrr..
Serigala itu lalu mendekat ke arah Hinata dengan memperlihatkan taring-taring tajamnya. "T-tunggu, j-j-jangan mendekat!" Teriak Hinata, kenapa Konoha begitu sepi saat ini? Biasanya Konoha sangat ramai sekali bahkan sampai tengah malam. Tapi sekarang kenapa? Tak ada yang bisa ia mintai tolong
"T-tidak! Ku-kumohon jangan!" Teriak Hinata lagi sambil terus memundurkan langkahnya. Serigala itu melompat ke tubuh Hinata dan menerkamnya membuat Hinata terjatuh ke belakang, posisinya kini berada di bawah serigala itu. Hinata menutup matanya dan menggeleng-geleng pelan, "J-jangan makan aku, a-aku belum membahagiakan tou-san. K-k-kamu bisa makan aku ka-kalau aku sudah bisa membuat tou-san bahagia. Tolong jangan, jangan." Kata Hinata mencicit di bawah tubuh serigala.
"Bodoh."
Hinata langsung membuka matanya setelah mendengar suara itu, matanya membulat seketika melihat seorang pemuda berada di atas tubuhnya, "K-k-k-kamu siapa?" Tanya Hinata. "Kau tak mau ku makan bukan? Kalau begitu sebagai gantinya kau harus ikut denganku dulu." Ujar pemuda itu sambil mendekatkan wajahnya pada Hinata yang terkejut dengan perkataannya barusan.
"Bukalah matamu." Kata Sasuke yang masih berada di atas tubuh Hinata, dan Hinata langsung membuka matanya, "D-di mana ini?" Tanya Hinata ketika melihat sekelilingnya dan ia sama sekali tidak mengenal tempat ini, "Ini tempatku. Karena kau tak mau aku makan, jadi aku putuskan sebagai gantinya kau harus ikut aku ke sini." Jawab Sasuke, Hinata membulatkan matanya, "Tunggu, tunggu dulu! Se-sebenarnya siapa kamu? A-apa kamu serigala tadi?" Tanya Hinata. Sasuke menghela nafas dan membuangnya tepat di pipi Hinata, "Ya, aku serigala. Dan sebenarnya bangsa kami dilarang menyebutkan jati diri kami. Tapi kau bisa memanggilku Sasuke." Jawab Sasuke. Hinata mengangguk pelan, "U-um...Sa-Sasuke-san, bisakah kamu me-melepaskan aku? A-a-aku merasa kurang nyaman dengan posisi se-seperti ini." Pinta Hinata, tapi Sasuke malah menyerigai tipis, "Benarkah? Kukira kau nyaman berada di bawahku begini." Jawab Sasuke. Ia lalu menegakkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya pada Hinata. Hinata tersenyum sambil menerima uluran tangan Sasuke.
"D-di mana ini Sasuke-san?" Tanya Hinata sambil mengamati sekelilingnya, "Ini tempatku." Jawab Sasuke, Hinata mengerutkan keningnya, "Tapi ini te-terlihat seperti istana." Ujar Hinata, "Memang." Jawab Sasuke lagi singkat. Hinata tambah mengerutkan keningnya, "Apa kamu se-seorang raja, Sasuke-san?" Tanya Hinata lagi, "Bukankah ku sudah bilang tadi kalau aku tidak boleh menyembutkan jati diriku?" Kata Sasuke sekaligus jawaban, Hinata menunduk, "U-um iya." Balas Hinata pelan.
"Ini, dia yang ku pilih." Kata Sasuke di hadapan Fugaku dan Mikoto, orang tua Sasuke. Fugaku mengamati dan Mikoto tersenyum melihat Hinata yang berada di depan mereka. "Baguslah, nak. Dia gadis yang sangat manis." Ujar Mikoto sambi mendekat dan memeluk Hinata, sementara Hinata memandang ke arah Sasuke dengan pandangan tidak mengerti. "Kalau begitu, batalkan perjodohannya." Kata Sasuke, "Tentu saja, karena kau telah memilih gadis ini untuk jadi pasanganmu, maka perjodohan ini akan kami batalkan." Jawab Mikoto. Hinata terbelalak, "T-tunggu, a-a-a-aku " Ucapan Hinata langsung terhenti ketika Sasuke mengisyaratkannya untuk diam. "Kenapa?" Tanya Mikoto, "E-eh ti-ti-tidak kok." Jawab Hinata.
"Siapa namamu?" Tanya Fugaku, "U-um, Hyuga Hinata-desu." Jawab Hinata dan seketika Fugaku, Mikoto dan Sasuke membulatkan matanya, "Hyuga? Itu berarti kau manusia?" Tanya Mikoto tak percaya sambil melepaskan pelukkannya tadi, "I-iya." Jawab Hinata. "Sasuke, bawa dia ke ruanganmu dulu." Ujar Fugaku dan dijawab anggukan dari Sasuke.
"Apa benar namamu Hyuga Hinata?" Tanya Sasuke dengan jawaban anggukan dari Hinata. "Sa-sasuke-san kenapa tadi kalian membicarakan perjodohan? Kenapa Sasuke-san bi-bilang kalau aku yang Sasuke-san pilih?" Tanya Hinata, "Itu artinya kau harus menikah denganku bagaimanapun juga." Jawab Sasuke, Hinata terbelalak, "Me-me-menikah? Ta-tapi a-aku masih sekolah, da-dan juga kenapa harus a-aku? Banyak gadis lain yang le-lebih baik dari a-aku." Tanya Hinata, "Kau pikir aku mau menikahimu, huh? Aku hanya memilih secara acak untuk menghindari perjodohan, tapi aku tidak menyangka aku memilih gadis yang selama ini kami cari." Jawab Sasuke. "Cari?" Tanya Hinata mengulang. "Ya, kau adalah gadis yang selama bertahun-tahun sudah aku dan seisi kerajaan cari." Jawab Sasuke. "Ke-kenapa?" Tanya Hinata lagi.
"Dahulu leluhur kami menikah dengan seekor serigala, dan akhirnya melahirkan seorang manusia serigala. Setiap malam kami menjadi haus akan daging yang mengharuskan kami berburu. Kami cukup menderita menjadi manusia serigala karena kadang kami tidak bisa menahan nafsu kami dan terkadang kami memangsa sesama kami. Diramalkan bahwa jika kami ingin menghentikan darah manusia serigala pada keturunan kami, maka salah satu dari kami akan menikah dengan seorang manusia bermarga keturunan kami, Hyuga." Jelas Sasuke. Hinata kemudian mengangguk-angguk.
"Akhirnya gadis Hyuga itu telah Sasuke temukan." Kata Mikoto, Fugaku mengangguk, "Kita hanya tinggal perlu menikahkan mereka dan darah manusia serigala akan lenyap dari dunia ini.." Timpal Fugaku, "Tapi, kudengar gadis keturunan Hyuga itu memiliki bau tubuh yang sangat memabukkan, kita juga perlu menahan nafsu kita untuk tidak memangsanya setiap malam." Lanjut Fugaku, "Ya, kau benar." Jawab Mikoto.
Malam...
"Jangan kemana-mana sampai aku kembali." Ujar Sasuke, Hinata mengangguk sambil menjawab, "A-a-aku mengerti." Sasuke mengangguk pelan kemudian menutup dan mengunci pintunya. Hinata menatap pintu yang baru saja Sasuke tutup tadi, "Mengapa ini terjadi?" Tanya Hinata dalam hati disertai hembusan angin malam yang membuat rambutnya beterbangan terbawa angin.
Keesokan harinya...
"Kami membatalkan perjodohannya." Kata Fugaku, seketika keluarga Haruno melongo, "Dibatalkan? Kenapa? Putri kami sangat sempurna, kenapa kalian membatalkan perjodohan ini?" Tanya Kizashi. "Ya, kami tau putri kalian sempurna. Tapi kami telah menemukan seorang gadis yang selama ini kami cari, Sasuke akan menikahi gadis itu." Jawab Fugaku. Sakura menatap Sasuke tak percaya, "Aku kira kamu menyukaiku Sasuke-sama." Ujar Sakura sebelum pergi berlari meninggalkan tempat itu dan diikuti Mebuki dari belakang. "Siapa gadis itu?" Tanya Kizashi, Mikoto menunjuk Hinata yang sedang duduk di samping Sasuke sambil menunduk dalam-dalam, "Hyuga Hinata." Kata Mikoto. Kizashi lalu terdiam, "Ternyata ramalan itu benar." Ujar Kizashi.
.
"Apa ka-kamu akan benar-benar menikahi a-aku, Sa-sasuke-san?" Tanya Hinata, sementara Sasuke menghela nafas panjang, "Ya. Aku tau kita baru saja bertemu, apalagi untuk saling mencintai itu mustahil. Tapi Hinata, aku akan buat kita mencintai satu sama lain, bagaimanapun caranya." Jawab Sasuke, Hinata menunduk dalam-dalam, "Kenapa harus a-aku yang ada di ramalan itu?" Tanya Hinata sambil terisak, "Aku merindukan tou-san. Hiks, dia pasti cemas aku tidak ke-kembali." Lanjut Hinata, "Kau tak usah khawatirkan masalah itu, karena duniamu dan duniaku berbeda. 1 hari di duniaku maka hanya 1 detik di duniamu." Ujar Sasuke dan membuat Hinata mendongakkan kepalanya, "Be-benarkah? La-lalu jika di duniaku, di-di mana aku sekarang?" Tanya Hinata, Sasuke tersenyum kecil dan mengusap sudut mata Hinata yang berair, "Kau sedang tidur siang, ingat?" Jawab Sasuke. Rona tipis menghiasi pipi Hinata dan membuat ia kembali menunduk.
"Kau tau apa tandanya jika aku akan datang atau pergi?" Tanya Sasuke dan dibalas gelengan pelan dari Hinata, "Angin." Ujar Sasuke, Hinata langsung membulatkan matanya dan menatap Sasuke yang tersenyum kecil padanya. "Ya, angin. Siang hari aku melihatmu terlihat kesal, aku lalu datang mendekat sambil terus memperhatikanmu sampai angin datang ke arahmu dan membuat matamu kemasukan debu." Jelas Sasuke, Hinata memalingkan wajahnya yang merona, "P-p-pantas saja." Balas Hinata.
"U-um...a-ano, Sa-sasuke-san? A-apa aku akan kembali lagi ke duniaku?" Tanya Hinata, Sasuke hanya mengangkat kedua pundaknya, "Tergantung keputusan akhir." Jawab Sasuke. "Keputusan akhir?" Tanya Hinata tak mengerti, "Iya, keputusan dari pemimpin kami apapun itu." Jawab Sasuke, Hinata mengangguk-angguk paham. "K-kapan keputusan itu dibuat?" Tanya Hinata
.
"Aku dan seluruh leluhur telah bermusyawarah tentang apa yang harus kita lakukan kepada Hyuga Hinata, gadis dalam ramalan itu." Ujar Indra, "Apa keputusannya?" Tanya salah satu penasihat, "Jawabannya adalah..." Indra menjeda kata-katanya dan menatap Hinata.
"Membunuhnya."
Semuanya kaget bukan main setelah mendengar keputusan dari Indra, "Membunuhnya? Yang benar saja, kita sudah bertahun-tahun mencarinya dan sekarang kita bunuh dia begitu saja?" Protes salah satunya, "Iya, katanya harus dinikahkan, tapi kenapa malah dibunuh?" Protes yang lainnya.
"Dengar penjelasanku, kita harus membunuhnya dan meminum darahnya untuk membuat kita menjadi manusia sempurna." Jawab Indra dan langsung mendapat persetujuan dari banyak pihak. Mereka lalu menoleh ke arah kursi Sasuke dan Hinata.
"Kosong?"
"Kemana mereka pergi?"
"Apa mungkin Sasuke membawa lari Hinata?"
"Aku rasa Sasuke membawa Hinata, cepat cari dan bunuh Hinata." Kata Indra, "Ya." Jawab mereka serempak dan langsung bergegas mencari Sasuke dan Hinata.
.
"Kita akan aman di sini." Ujar Sasuke, namun Hinata tak bergeming dan malah menunduk. "Hinata kau kenapa?" Tanya Sasuke seraya menyentuh pundak Hinata. "Hinata?" Sasuke mengangkat dagu Hinata dan terkejut melihatnya, Hinata menangis.
"Hinata kenapa kau menangis?" Tanya Sasuke, "Hiks...Hiks...K-kamu jahat Sa-sasuke-san, hiks." Jawab Hinata sambil menjauhkan tangan Sasuke darinya, Sasuke merasa tidak mengerti, "Kenapa? Apa yang ku lakukan?" Tanya Sasuke. "K-kamu membawaku ke sini u-untuk membunuh aku dan agar kamu berubah sendirian kan? Hiks, k-kenapa kamu lakukan ini? K-kenapa kamu begitu serakah? A-aku mau kembali." Kata Hinata kemudian berlari menjauh. Sasuke tau yang dikatakan Hinata itu tidak benar, ia lalu menghilang bersama hembusan angin.
Hinata masih terisak dengan nafas yang tak beraturan, "K-kemana aku harus pergi? Hiks, a-aku tidak tau arahnya kemana." Kata Hinata, ia lalu mengusap air matanya dan duduk menyelonjorkan kakinya yang bergetar. "T-tou san, a-aku mau pulang, hiks." Ujar Hinata dengan tangisan yang makin pecah. Tiba-tiba angin kencang berhembus dan menerbangkan rambut Hinata yang membuat Hinata menutup matanya.
"Hinata."
Hinata terlonjak kaget dan langsung mendongak, matanya membulat ketika melihat Sasuke berada di hadapannya dan sedang menduduki kakinya. Pipi Hinata memerah dan ia memilih menunduk sementara Sasuke malah menurunkan dan mendekatkan wajahnya pada wajah Hinata.
"A-a-apa yang kamu lakukan Sa-sasuke-san?" Tanya Hinata dengan suara bergetar, "Aku hanya ingin bilang kalau yang kau katakan itu tidak benar." Jawab Sasuke sambil perlahan mengangkat dagu Hinata, menghapus air matanya dan menatapnya dalam. "Aku bukannya ingin membunuhmu dan berubah sendirian, aku hanya ingin menyelamatkanmu dan ingin mengantarkanmu kembali ke duniamu." Ujar Sasuke.
"T-tapi bagaimana caranya? Da-dan bagaimana dengan pe-perubahan kalian? Ka-ka-kalau a-a-aku masih hidup, kalian tidak akan bisa be-berubah." Kata Hinata, Sasuke tersenyum kecil, "Aku lebih baik tidak berubah daripada harus meminum darahmu untuk berubah. Aku akan melindungimu sebisaku." Jawab Sasuke sambil mendekatkan wajahnya ke arah mulut Hinata. Hinata tau apa yang mau Sasuke lakukan, segera saja ia langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Sasuke menyerigai tipis lalu makin mendekatkan mulutnya ke arah mulut yang ditutupi Hinata dan mengecupnya pelan. Hinata membelalak dan merona ketika merasakan sensasi aneh di mulut maupun ditangannya. Kecupan singkat itu lalu berakhir dan Sasuke tersenyum ke arah Hinata, "A-a-ap-apa ya-ya-yang kamu lakukan, Sasuke-san?" Tanya Hianata dengan wajah yang merah, merah sekali. "Menurutmu apa? Lain kali, pastikan tanganmu tidak menghalangi ya?" Jawab Sasuke. Itu tentu saja bukan jawaban yang Hinata inginkan, Hinata mengerucutkan mulutnya lalu menunduk.
Malam hari...
Hinata mendongak menatap bintang di langit, begitu indah sampai ia menitikan air matanya. Hinata langsung tersadar ketika merasakan sentuhan di pipi dan sudut matanya, "Kenapa belum tidur?" Tanya Sasuke, Hinata menoleh ke arah Sasuke dan menunduk, "A-aku takut bahkan untuk menutup mataku." Jawab Hinata sambil memegang tangannya sendiri. Sasuke tersenyum kecil dan menyentuh tangan Hinata, "Kau tau tidak? Baumu saat ini sangat memabukkan sehingga serigala lain sepertinya akan langsung memangsamu kalau ada di posisiku saat ini, tapi anehnya aku tidak memiliki nafsu itu. Aku malah ingin melindungimu. Jadi Hinata, kau tidurlah, kau aman bersamaku." Ujar Sasuke, Hinata mengangkat kepalanya dan menatap Sasuke, "Su-sungguh?" Tanya Hinata dan dijawab senyuman serta anggukan dari Sasuke. "Terima kasih." Kata Hinata seraya tersenyum lembut.
Kicauan burung menyambut pagi Hinata yang cerah, perlahan ia membuka matanya yang perih tersorot sinar matahari. Namun anehnya, tangannya tak bisa ia gerakkan, seperti terikat sesuatu. "A-apa ini?" Tanya Hinata pelan pada dirinya sendiri.
"Hinata." Kata Sasuke, Hinata menoleh ke arah suara dan matanya langsung membulat sempurna, "Sa-sasuke-san, ke-kenapa? A-a-apa yang terjadi?" Tanya Hinata.
Flashback
Sasuke menatap wajah Hinata yang tertidur di pundaknya, sangat cantik dan menenangkan.
Sret...
Panah melesat tepat di depan Sasuke dan membuat Sasuke menoleh ke arah panah tersebut berasal. "Kau!" Ujar Sasuke pada sang penasihat, Yahiko. "Mengapa anda membawa pergi nona Hinata? Kita harus memangsanya untuk berubah." Tanya Yahiko, Sasuke menatap tajam pada Yahiko, "Aku ingin melindunginya." Jawab Sasuke sambil menyandarkan tubuh Hinata pada sebuah pohon. "Raja Fugaku berpesan pada saya bahwa saya harus membawa nona Hinata dan anda kembali ke kerajaan, hidup maupun mati." Kata Yahiko sebelum menyerang Sasuke dengan jurusnya.
Buk...
Sasuke ambruk, darah mengucur dari sudut bibirnya. "Orang kerajaan dan raja akan datang ke mari. Sementara anda saya ikat dulu di sini." Ujar Yahiko kemudian mengambil tali dari tas pinggangnya dan mengikatkan Sasuke tepat di depan posisi Hinata yang masih terlelap.
End Flashback
"Hanya kejadian kecil, kau tak perlu khawatir." Jawab Yahiko yang berada di samping Hinata, Hinata menoleh ke arah Yahiko, "S-siapa kamu? S-s-si-siapa?" Tanya Hinata. Yahiko terkekeh kecil sambil mengelus pipi Hinata menggunakan jari telunjuknya, "Rumor itu benar, baumu memang memabukkan, nona Hinata." Kata Yahiko.
"Jangan sentuh dia, baka!!" Teriak Sasuke, Yahiko melirik ke arah Sasuke sambil menyerigai evil, "Maksudmu jangan begini?" Tanya Yahiko lalu mengangkat dagu Hinata lalu menggigit kecil lehernya, "Ah!" Jerit Hinata pelan, "Dasar pria brengsek kau!" Teriak Sasuke lagi sambil meronta-ronta agar bisa lepas. "Salah anda sendiri, kenapa anda membawa nona Hinata pergi saat itu?" Ujar Yahiko.
"Ah, raja." Kata Yahiko seraya berlutut, "Ya berdirilah. Di mana mereka?" Tanya Fugaku, "Di sebelah sini, raja." Jawab Yahiko sambil berjalan menunjukkan jalan.
"Ini dia." Kata Yahiko, Sasuke dan Hinata menoleh ke arah mereka, "Ayah, tolong jangan lakukan ini, biarkan Hinata hidup, ayah." Kata Sasuke. Mikoto menatap nanar ke arah Sasuke dan Hinata, "Tak adakah cara lain selain mengorbankan Hinata?" Tanya Mikoto, "Tak ada." Jawab Fugaku singkat. "Cepat lakukan!" Titah Fugaku pada Zabuza, sang pemilik pedang pemenggal. Zabuza mengangguk dan mendekati Hinata dengan membawa pedangnya, Hinata hanya menunduk memasrahkan hidupnya sekarang. "Tidak! Ayah, tidak jangan lakukan ini!! Ibu katakan padanya! Jangan lakukan ini! Pasti ada cara lain, hentikan ini, hentikan!!" Teriak Sasuke, "KAU MAU HIDUP DENGAN NAFSU INI, HAH? KAU MAU KETURUNAN KITA JUGA MERASAKAN NAFSU INI??!" Teriak Fugaku dan membuat semua orang terdiam, "Tapi pasti ada cara lain, bukankah peramal dulu bilang harus dinikahkan, bukan dikorbankan?!" Jawab Sasuke, "Su-su-sudahlah Sa-sasuke-san. A-a-ku tidak apa-apa kok!" Kata Hinata sambil memperlihatkan senyumannya, "Bukannya kau bilang kalau kau tak ingin mati sebelum membahagiakan tou-san mu, ingat?" Tanya Sasuke tak kalah lirih, "I-iya, aku memang bilang begitu. Tapi mu-mungkin takdirku memang buruk." Jawab Hinata lirih.
"Hinata..."
"Bersiaplah..." Kata Zabuza sambil memasukkan kepala Hinata ke lubang di pedangnya.
"Satu..."
"Dua..."
"Tig..."
"Hentikan!" Kata Indra sambil berlari ke arah Zabuza, "Kenapa? Ada apa?" Tanya Fugaku, "Sebentar, hosh hosh, tentang keputusan itu...hosh hosh, kami menggantinya." Jawab Indra dengan ngos-ngosan. Semua yang ada di sana langsung tercengang, "Kenapa kalian begitu ceroboh membuat keputusan?? Bagaimana kalau kami sudah memenggal kepala Hinata tadi, huh?!" Kata Jiraiya gemas. "Maafkan atas kecerobohan kami, saat itu ada salah satu anggota yang tidak datang, dan saat kami membicarakannya lagi ternyata keputusannya diubah. Aku dengan kecepatan sebisaku langsung melesat kemari." Jelas Indra, "Jadi apa keputusannya?" Tanya Fugaku, "Keputusannya yang dulu, kita nikahkan Hinata dengan Sasuke, dengan begitu mereka akan memiliki anak, anak itu akan menjadi manusia seutuhnya." Jawab Indra, Mikoto langsung tersenyum dan menghela nafas panjang, "Ha..ah syukurlah..." Kata Mikoto. Zabuza mengangkat pedangnya dan menjauhkannya dari kepala Hinata. Hinata terisak, "Syukurlah, hiks..." kata Hinata di sela tangisannya yang mulai pecah. Mikoto menghampiri Hinata dan melepas ikatan pada tangannya, "Kamu baik-baik saja,Hinata?" Tanya Mikoto sambil memeluk Hinata, "Hiks, a-aku baik-baik saja." Jawab Hinata. Sementara Fugaku berjalan ke arah Sasuke dan melepaskan ikatan Sasuke juga. "Kalau kau tidak membawa Hinata pergi, darah manusia serigala ini akan terus ada. Kerja bagus, Sasuke." Ujar Fugaku lalu mengacak rambut puteranya itu.
Sasuke melangkah mendekati Hinata yang sedang dipeluk Mikoto, menyadari Sasuke mendekat, Mikoto melepaskan pelukannya pada Hinata dan mendorong pelan punggung Hinata meminta Hinata mendekat juga ke arah Sasuke. Hinata melirik ke arah Mikoto dan melangkahkan kakinya perlahan ke arah Sasuke.
"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Sasuke sambil menatap mata Hinata dalam, tapi Hinata malah menunduk dan menghindari tatapan Sasuke, "Hiks...hiks..." suara isakan tangis kecil yang bisa didengar oleh siapa saja yang ada di sana.
"Hinata."
"Hiks, te-terima kasih banyak, te-terima kasih sudah menyelamatkan hidupku, hiks." Kata Hinata sambil menabrakkan tubuhnya ke tubuh Sasuke dan memeluknya erat, Sasuke tersenyum dan balas memeluk Hinata, membiarkan Hinata menangis di pelukannya.
Gendre : Superanatural, Romance, Kingdom, School
Pairing : SasuHina
Warning!! OOC, Rate T, Fic Gaje, Alur acak-acakan, Typo, FanFic Bergambar
Selamat membaca ^^
Wolf
"Bangun, Hinata. Sudah pukul 8 pagi, sekolahmu akan mulai sebentar lagi."
Suara teriakan seorang ayah membangunkan Hinata dan langsung saja ia terlonjak dan melompat turun dari ranjangnya dengan rambut yang masih acak-acakan. "T-tou-san kenapa tidak membangunkan aku dari tadi?" Tanya Hinata lalu menyambar handuk ungu favoritnya dan langsung melesat masuk ke kamar mandi. "Tou-san kira kau sudah bangun. Salah sendiri kenapa kau tidur larut malam." Jawab Hiashi sambil membuka pintu, "Tou-san berangkat dulu, Hinata." Lanjut Hiashi, "Iya." Jawab Hinata dari dalam kamar mandi.
Dan di sini lah Hinata, di depan kelas nya. Ia hanya terlambat beberapa menit saja, tapi tetap saja ia dihukum. Sungguh sekolah yang disiplin.
"Tenten-chan tidak sekolah ya hari ini." Kata Hinata, Ino lalu menimpali, "He? Kau tidak tau? Dia kan sudah pindah ke Tokyo." Hinata melotot ke arah Ino, "A-apa? Pindah? Dari mana kamu tau?" Tanya Hinata, Ino lalu memalingkan wajahnya, "Kaget sih kaget, tapi jangan melotot begitu dong! Aku kan tetanggaan dengan Tenten-chan, jadi aku tau." Jawab Ino, Hinata lalu terdiam. "Eh ya ngomong-ngomong, kenapa kau terlambat?" Tanya Ino, Hinata tertawa garing, "Hehe, aku terlambat bangun karena tidur terlalu malam." Jawab Hinata. Ino lalu bertanya lagi, "Kenapa kau tidur larut malam?" Hinata hanya mengangkat kedua pundaknya dan menjawab, "Mengerjakan tugas yang diberikan Iruka-sensei."
Pulang sekolah...
Hinata menendang batu yang berada di depannya dan mendengus pelan, "Huh, mengapa hari ini sangat mengesalkan? Aku terlambat ke sekolah dan dihukum, lalu Tenten-chan pindah sekolah dan aku akan duduk sendirian." Kata Hinata. Tiba-tiba angin kencang datang entah dari mana membuat Hinata menutup matanya karena matanya dimasuki debu. "Dan sekarang mataku kemasukan debu!" Lanjut Hinata jengkel.
"Huh, hari ini sungguh melelahkan." Hinata mendesah lalu menjatuhkan dirinya ke kasur dan menutup matanya, "Aku rasa aku akan tidur dulu sebentar." Ujar Hinata sebelum ia masuk dalam mimpinya.
Malam hari...
"Tou-san, a-aku akan pergi dulu ke toko buku ya?" Pamit Hinata dan dijawab anggukan dari Hiashi. Hinata lalu segera membuka pintu dan keluar dari rumah. Sepanjang jalan, ia terus memeluk tubuhnya sendiri karena udara begitu dingin dan ia tak ingat membawa jaket saking semangatnya pergi ke toko buku.
Wush...
Hinata menoleh ke arah suara dan tak menemukan apapun di sana, "S-siapa di sana?" Tanya Hinata, tetapi tak ada jawaban, "Huh..mungkin perasaanku saja." Ujar Hinata mendesah.
Grr...
Hinata membulatkan matanya ketika seekor serigala besar berada tepat di hadapannya, "T-tunggu, sejak kapan di Konoha a-ada serigala?" Batin Hinata bertanya tanpa melepaskan tatapan horor pada serigala tersebut.
Grrr..
Serigala itu lalu mendekat ke arah Hinata dengan memperlihatkan taring-taring tajamnya. "T-tunggu, j-j-jangan mendekat!" Teriak Hinata, kenapa Konoha begitu sepi saat ini? Biasanya Konoha sangat ramai sekali bahkan sampai tengah malam. Tapi sekarang kenapa? Tak ada yang bisa ia mintai tolong
"T-tidak! Ku-kumohon jangan!" Teriak Hinata lagi sambil terus memundurkan langkahnya. Serigala itu melompat ke tubuh Hinata dan menerkamnya membuat Hinata terjatuh ke belakang, posisinya kini berada di bawah serigala itu. Hinata menutup matanya dan menggeleng-geleng pelan, "J-jangan makan aku, a-aku belum membahagiakan tou-san. K-k-kamu bisa makan aku ka-kalau aku sudah bisa membuat tou-san bahagia. Tolong jangan, jangan." Kata Hinata mencicit di bawah tubuh serigala.
"Bodoh."
Hinata langsung membuka matanya setelah mendengar suara itu, matanya membulat seketika melihat seorang pemuda berada di atas tubuhnya, "K-k-k-kamu siapa?" Tanya Hinata. "Kau tak mau ku makan bukan? Kalau begitu sebagai gantinya kau harus ikut denganku dulu." Ujar pemuda itu sambil mendekatkan wajahnya pada Hinata yang terkejut dengan perkataannya barusan.
"Bukalah matamu." Kata Sasuke yang masih berada di atas tubuh Hinata, dan Hinata langsung membuka matanya, "D-di mana ini?" Tanya Hinata ketika melihat sekelilingnya dan ia sama sekali tidak mengenal tempat ini, "Ini tempatku. Karena kau tak mau aku makan, jadi aku putuskan sebagai gantinya kau harus ikut aku ke sini." Jawab Sasuke, Hinata membulatkan matanya, "Tunggu, tunggu dulu! Se-sebenarnya siapa kamu? A-apa kamu serigala tadi?" Tanya Hinata. Sasuke menghela nafas dan membuangnya tepat di pipi Hinata, "Ya, aku serigala. Dan sebenarnya bangsa kami dilarang menyebutkan jati diri kami. Tapi kau bisa memanggilku Sasuke." Jawab Sasuke. Hinata mengangguk pelan, "U-um...Sa-Sasuke-san, bisakah kamu me-melepaskan aku? A-a-aku merasa kurang nyaman dengan posisi se-seperti ini." Pinta Hinata, tapi Sasuke malah menyerigai tipis, "Benarkah? Kukira kau nyaman berada di bawahku begini." Jawab Sasuke. Ia lalu menegakkan tubuhnya dan mengulurkan tangannya pada Hinata. Hinata tersenyum sambil menerima uluran tangan Sasuke.
"D-di mana ini Sasuke-san?" Tanya Hinata sambil mengamati sekelilingnya, "Ini tempatku." Jawab Sasuke, Hinata mengerutkan keningnya, "Tapi ini te-terlihat seperti istana." Ujar Hinata, "Memang." Jawab Sasuke lagi singkat. Hinata tambah mengerutkan keningnya, "Apa kamu se-seorang raja, Sasuke-san?" Tanya Hinata lagi, "Bukankah ku sudah bilang tadi kalau aku tidak boleh menyembutkan jati diriku?" Kata Sasuke sekaligus jawaban, Hinata menunduk, "U-um iya." Balas Hinata pelan.
"Ini, dia yang ku pilih." Kata Sasuke di hadapan Fugaku dan Mikoto, orang tua Sasuke. Fugaku mengamati dan Mikoto tersenyum melihat Hinata yang berada di depan mereka. "Baguslah, nak. Dia gadis yang sangat manis." Ujar Mikoto sambi mendekat dan memeluk Hinata, sementara Hinata memandang ke arah Sasuke dengan pandangan tidak mengerti. "Kalau begitu, batalkan perjodohannya." Kata Sasuke, "Tentu saja, karena kau telah memilih gadis ini untuk jadi pasanganmu, maka perjodohan ini akan kami batalkan." Jawab Mikoto. Hinata terbelalak, "T-tunggu, a-a-a-aku
"Siapa namamu?" Tanya Fugaku, "U-um, Hyuga Hinata-desu." Jawab Hinata dan seketika Fugaku, Mikoto dan Sasuke membulatkan matanya, "Hyuga? Itu berarti kau manusia?" Tanya Mikoto tak percaya sambil melepaskan pelukkannya tadi, "I-iya." Jawab Hinata. "Sasuke, bawa dia ke ruanganmu dulu." Ujar Fugaku dan dijawab anggukan dari Sasuke.
"Apa benar namamu Hyuga Hinata?" Tanya Sasuke dengan jawaban anggukan dari Hinata. "Sa-sasuke-san kenapa tadi kalian membicarakan perjodohan? Kenapa Sasuke-san bi-bilang kalau aku yang Sasuke-san pilih?" Tanya Hinata, "Itu artinya kau harus menikah denganku bagaimanapun juga." Jawab Sasuke, Hinata terbelalak, "Me-me-menikah? Ta-tapi a-aku masih sekolah, da-dan juga kenapa harus a-aku? Banyak gadis lain yang le-lebih baik dari a-aku." Tanya Hinata, "Kau pikir aku mau menikahimu, huh? Aku hanya memilih secara acak untuk menghindari perjodohan, tapi aku tidak menyangka aku memilih gadis yang selama ini kami cari." Jawab Sasuke. "Cari?" Tanya Hinata mengulang. "Ya, kau adalah gadis yang selama bertahun-tahun sudah aku dan seisi kerajaan cari." Jawab Sasuke. "Ke-kenapa?" Tanya Hinata lagi.
"Dahulu leluhur kami menikah dengan seekor serigala, dan akhirnya melahirkan seorang manusia serigala. Setiap malam kami menjadi haus akan daging yang mengharuskan kami berburu. Kami cukup menderita menjadi manusia serigala karena kadang kami tidak bisa menahan nafsu kami dan terkadang kami memangsa sesama kami. Diramalkan bahwa jika kami ingin menghentikan darah manusia serigala pada keturunan kami, maka salah satu dari kami akan menikah dengan seorang manusia bermarga keturunan kami, Hyuga." Jelas Sasuke. Hinata kemudian mengangguk-angguk.
"Akhirnya gadis Hyuga itu telah Sasuke temukan." Kata Mikoto, Fugaku mengangguk, "Kita hanya tinggal perlu menikahkan mereka dan darah manusia serigala akan lenyap dari dunia ini.." Timpal Fugaku, "Tapi, kudengar gadis keturunan Hyuga itu memiliki bau tubuh yang sangat memabukkan, kita juga perlu menahan nafsu kita untuk tidak memangsanya setiap malam." Lanjut Fugaku, "Ya, kau benar." Jawab Mikoto.
Malam...
"Jangan kemana-mana sampai aku kembali." Ujar Sasuke, Hinata mengangguk sambil menjawab, "A-a-aku mengerti." Sasuke mengangguk pelan kemudian menutup dan mengunci pintunya. Hinata menatap pintu yang baru saja Sasuke tutup tadi, "Mengapa ini terjadi?" Tanya Hinata dalam hati disertai hembusan angin malam yang membuat rambutnya beterbangan terbawa angin.
Keesokan harinya...
"Kami membatalkan perjodohannya." Kata Fugaku, seketika keluarga Haruno melongo, "Dibatalkan? Kenapa? Putri kami sangat sempurna, kenapa kalian membatalkan perjodohan ini?" Tanya Kizashi. "Ya, kami tau putri kalian sempurna. Tapi kami telah menemukan seorang gadis yang selama ini kami cari, Sasuke akan menikahi gadis itu." Jawab Fugaku. Sakura menatap Sasuke tak percaya, "Aku kira kamu menyukaiku Sasuke-sama." Ujar Sakura sebelum pergi berlari meninggalkan tempat itu dan diikuti Mebuki dari belakang. "Siapa gadis itu?" Tanya Kizashi, Mikoto menunjuk Hinata yang sedang duduk di samping Sasuke sambil menunduk dalam-dalam, "Hyuga Hinata." Kata Mikoto. Kizashi lalu terdiam, "Ternyata ramalan itu benar." Ujar Kizashi.
.
"Apa ka-kamu akan benar-benar menikahi a-aku, Sa-sasuke-san?" Tanya Hinata, sementara Sasuke menghela nafas panjang, "Ya. Aku tau kita baru saja bertemu, apalagi untuk saling mencintai itu mustahil. Tapi Hinata, aku akan buat kita mencintai satu sama lain, bagaimanapun caranya." Jawab Sasuke, Hinata menunduk dalam-dalam, "Kenapa harus a-aku yang ada di ramalan itu?" Tanya Hinata sambil terisak, "Aku merindukan tou-san. Hiks, dia pasti cemas aku tidak ke-kembali." Lanjut Hinata, "Kau tak usah khawatirkan masalah itu, karena duniamu dan duniaku berbeda. 1 hari di duniaku maka hanya 1 detik di duniamu." Ujar Sasuke dan membuat Hinata mendongakkan kepalanya, "Be-benarkah? La-lalu jika di duniaku, di-di mana aku sekarang?" Tanya Hinata, Sasuke tersenyum kecil dan mengusap sudut mata Hinata yang berair, "Kau sedang tidur siang, ingat?" Jawab Sasuke. Rona tipis menghiasi pipi Hinata dan membuat ia kembali menunduk.
"Kau tau apa tandanya jika aku akan datang atau pergi?" Tanya Sasuke dan dibalas gelengan pelan dari Hinata, "Angin." Ujar Sasuke, Hinata langsung membulatkan matanya dan menatap Sasuke yang tersenyum kecil padanya. "Ya, angin. Siang hari aku melihatmu terlihat kesal, aku lalu datang mendekat sambil terus memperhatikanmu sampai angin datang ke arahmu dan membuat matamu kemasukan debu." Jelas Sasuke, Hinata memalingkan wajahnya yang merona, "P-p-pantas saja." Balas Hinata.
"U-um...a-ano, Sa-sasuke-san? A-apa aku akan kembali lagi ke duniaku?" Tanya Hinata, Sasuke hanya mengangkat kedua pundaknya, "Tergantung keputusan akhir." Jawab Sasuke. "Keputusan akhir?" Tanya Hinata tak mengerti, "Iya, keputusan dari pemimpin kami apapun itu." Jawab Sasuke, Hinata mengangguk-angguk paham. "K-kapan keputusan itu dibuat?" Tanya Hinata
.
"Aku dan seluruh leluhur telah bermusyawarah tentang apa yang harus kita lakukan kepada Hyuga Hinata, gadis dalam ramalan itu." Ujar Indra, "Apa keputusannya?" Tanya salah satu penasihat, "Jawabannya adalah..." Indra menjeda kata-katanya dan menatap Hinata.
"Membunuhnya."
Semuanya kaget bukan main setelah mendengar keputusan dari Indra, "Membunuhnya? Yang benar saja, kita sudah bertahun-tahun mencarinya dan sekarang kita bunuh dia begitu saja?" Protes salah satunya, "Iya, katanya harus dinikahkan, tapi kenapa malah dibunuh?" Protes yang lainnya.
"Dengar penjelasanku, kita harus membunuhnya dan meminum darahnya untuk membuat kita menjadi manusia sempurna." Jawab Indra dan langsung mendapat persetujuan dari banyak pihak. Mereka lalu menoleh ke arah kursi Sasuke dan Hinata.
"Kosong?"
"Kemana mereka pergi?"
"Apa mungkin Sasuke membawa lari Hinata?"
"Aku rasa Sasuke membawa Hinata, cepat cari dan bunuh Hinata." Kata Indra, "Ya." Jawab mereka serempak dan langsung bergegas mencari Sasuke dan Hinata.
.
"Kita akan aman di sini." Ujar Sasuke, namun Hinata tak bergeming dan malah menunduk. "Hinata kau kenapa?" Tanya Sasuke seraya menyentuh pundak Hinata. "Hinata?" Sasuke mengangkat dagu Hinata dan terkejut melihatnya, Hinata menangis.
"Hinata kenapa kau menangis?" Tanya Sasuke, "Hiks...Hiks...K-kamu jahat Sa-sasuke-san, hiks." Jawab Hinata sambil menjauhkan tangan Sasuke darinya, Sasuke merasa tidak mengerti, "Kenapa? Apa yang ku lakukan?" Tanya Sasuke. "K-kamu membawaku ke sini u-untuk membunuh aku dan agar kamu berubah sendirian kan? Hiks, k-kenapa kamu lakukan ini? K-kenapa kamu begitu serakah? A-aku mau kembali." Kata Hinata kemudian berlari menjauh. Sasuke tau yang dikatakan Hinata itu tidak benar, ia lalu menghilang bersama hembusan angin.
Hinata masih terisak dengan nafas yang tak beraturan, "K-kemana aku harus pergi? Hiks, a-aku tidak tau arahnya kemana." Kata Hinata, ia lalu mengusap air matanya dan duduk menyelonjorkan kakinya yang bergetar. "T-tou san, a-aku mau pulang, hiks." Ujar Hinata dengan tangisan yang makin pecah. Tiba-tiba angin kencang berhembus dan menerbangkan rambut Hinata yang membuat Hinata menutup matanya.
"Hinata."
Hinata terlonjak kaget dan langsung mendongak, matanya membulat ketika melihat Sasuke berada di hadapannya dan sedang menduduki kakinya. Pipi Hinata memerah dan ia memilih menunduk sementara Sasuke malah menurunkan dan mendekatkan wajahnya pada wajah Hinata.
"A-a-apa yang kamu lakukan Sa-sasuke-san?" Tanya Hinata dengan suara bergetar, "Aku hanya ingin bilang kalau yang kau katakan itu tidak benar." Jawab Sasuke sambil perlahan mengangkat dagu Hinata, menghapus air matanya dan menatapnya dalam. "Aku bukannya ingin membunuhmu dan berubah sendirian, aku hanya ingin menyelamatkanmu dan ingin mengantarkanmu kembali ke duniamu." Ujar Sasuke.
"T-tapi bagaimana caranya? Da-dan bagaimana dengan pe-perubahan kalian? Ka-ka-kalau a-a-aku masih hidup, kalian tidak akan bisa be-berubah." Kata Hinata, Sasuke tersenyum kecil, "Aku lebih baik tidak berubah daripada harus meminum darahmu untuk berubah. Aku akan melindungimu sebisaku." Jawab Sasuke sambil mendekatkan wajahnya ke arah mulut Hinata. Hinata tau apa yang mau Sasuke lakukan, segera saja ia langsung menutup mulutnya dengan tangannya. Sasuke menyerigai tipis lalu makin mendekatkan mulutnya ke arah mulut yang ditutupi Hinata dan mengecupnya pelan. Hinata membelalak dan merona ketika merasakan sensasi aneh di mulut maupun ditangannya. Kecupan singkat itu lalu berakhir dan Sasuke tersenyum ke arah Hinata, "A-a-ap-apa ya-ya-yang kamu lakukan, Sasuke-san?" Tanya Hianata dengan wajah yang merah, merah sekali. "Menurutmu apa? Lain kali, pastikan tanganmu tidak menghalangi ya?" Jawab Sasuke. Itu tentu saja bukan jawaban yang Hinata inginkan, Hinata mengerucutkan mulutnya lalu menunduk.
Malam hari...
Hinata mendongak menatap bintang di langit, begitu indah sampai ia menitikan air matanya. Hinata langsung tersadar ketika merasakan sentuhan di pipi dan sudut matanya, "Kenapa belum tidur?" Tanya Sasuke, Hinata menoleh ke arah Sasuke dan menunduk, "A-aku takut bahkan untuk menutup mataku." Jawab Hinata sambil memegang tangannya sendiri. Sasuke tersenyum kecil dan menyentuh tangan Hinata, "Kau tau tidak? Baumu saat ini sangat memabukkan sehingga serigala lain sepertinya akan langsung memangsamu kalau ada di posisiku saat ini, tapi anehnya aku tidak memiliki nafsu itu. Aku malah ingin melindungimu. Jadi Hinata, kau tidurlah, kau aman bersamaku." Ujar Sasuke, Hinata mengangkat kepalanya dan menatap Sasuke, "Su-sungguh?" Tanya Hinata dan dijawab senyuman serta anggukan dari Sasuke. "Terima kasih." Kata Hinata seraya tersenyum lembut.
Kicauan burung menyambut pagi Hinata yang cerah, perlahan ia membuka matanya yang perih tersorot sinar matahari. Namun anehnya, tangannya tak bisa ia gerakkan, seperti terikat sesuatu. "A-apa ini?" Tanya Hinata pelan pada dirinya sendiri.
"Hinata." Kata Sasuke, Hinata menoleh ke arah suara dan matanya langsung membulat sempurna, "Sa-sasuke-san, ke-kenapa? A-a-apa yang terjadi?" Tanya Hinata.
Flashback
Sasuke menatap wajah Hinata yang tertidur di pundaknya, sangat cantik dan menenangkan.
Sret...
Panah melesat tepat di depan Sasuke dan membuat Sasuke menoleh ke arah panah tersebut berasal. "Kau!" Ujar Sasuke pada sang penasihat, Yahiko. "Mengapa anda membawa pergi nona Hinata? Kita harus memangsanya untuk berubah." Tanya Yahiko, Sasuke menatap tajam pada Yahiko, "Aku ingin melindunginya." Jawab Sasuke sambil menyandarkan tubuh Hinata pada sebuah pohon. "Raja Fugaku berpesan pada saya bahwa saya harus membawa nona Hinata dan anda kembali ke kerajaan, hidup maupun mati." Kata Yahiko sebelum menyerang Sasuke dengan jurusnya.
Buk...
Sasuke ambruk, darah mengucur dari sudut bibirnya. "Orang kerajaan dan raja akan datang ke mari. Sementara anda saya ikat dulu di sini." Ujar Yahiko kemudian mengambil tali dari tas pinggangnya dan mengikatkan Sasuke tepat di depan posisi Hinata yang masih terlelap.
End Flashback
"Hanya kejadian kecil, kau tak perlu khawatir." Jawab Yahiko yang berada di samping Hinata, Hinata menoleh ke arah Yahiko, "S-siapa kamu? S-s-si-siapa?" Tanya Hinata. Yahiko terkekeh kecil sambil mengelus pipi Hinata menggunakan jari telunjuknya, "Rumor itu benar, baumu memang memabukkan, nona Hinata." Kata Yahiko.
"Jangan sentuh dia, baka!!" Teriak Sasuke, Yahiko melirik ke arah Sasuke sambil menyerigai evil, "Maksudmu jangan begini?" Tanya Yahiko lalu mengangkat dagu Hinata lalu menggigit kecil lehernya, "Ah!" Jerit Hinata pelan, "Dasar pria brengsek kau!" Teriak Sasuke lagi sambil meronta-ronta agar bisa lepas. "Salah anda sendiri, kenapa anda membawa nona Hinata pergi saat itu?" Ujar Yahiko.
"Ah, raja." Kata Yahiko seraya berlutut, "Ya berdirilah. Di mana mereka?" Tanya Fugaku, "Di sebelah sini, raja." Jawab Yahiko sambil berjalan menunjukkan jalan.
"Ini dia." Kata Yahiko, Sasuke dan Hinata menoleh ke arah mereka, "Ayah, tolong jangan lakukan ini, biarkan Hinata hidup, ayah." Kata Sasuke. Mikoto menatap nanar ke arah Sasuke dan Hinata, "Tak adakah cara lain selain mengorbankan Hinata?" Tanya Mikoto, "Tak ada." Jawab Fugaku singkat. "Cepat lakukan!" Titah Fugaku pada Zabuza, sang pemilik pedang pemenggal. Zabuza mengangguk dan mendekati Hinata dengan membawa pedangnya, Hinata hanya menunduk memasrahkan hidupnya sekarang. "Tidak! Ayah, tidak jangan lakukan ini!! Ibu katakan padanya! Jangan lakukan ini! Pasti ada cara lain, hentikan ini, hentikan!!" Teriak Sasuke, "KAU MAU HIDUP DENGAN NAFSU INI, HAH? KAU MAU KETURUNAN KITA JUGA MERASAKAN NAFSU INI??!" Teriak Fugaku dan membuat semua orang terdiam, "Tapi pasti ada cara lain, bukankah peramal dulu bilang harus dinikahkan, bukan dikorbankan?!" Jawab Sasuke, "Su-su-sudahlah Sa-sasuke-san. A-a-ku tidak apa-apa kok!" Kata Hinata sambil memperlihatkan senyumannya, "Bukannya kau bilang kalau kau tak ingin mati sebelum membahagiakan tou-san mu, ingat?" Tanya Sasuke tak kalah lirih, "I-iya, aku memang bilang begitu. Tapi mu-mungkin takdirku memang buruk." Jawab Hinata lirih.
"Hinata..."
"Bersiaplah..." Kata Zabuza sambil memasukkan kepala Hinata ke lubang di pedangnya.
"Satu..."
"Dua..."
"Tig..."
"Hentikan!" Kata Indra sambil berlari ke arah Zabuza, "Kenapa? Ada apa?" Tanya Fugaku, "Sebentar, hosh hosh, tentang keputusan itu...hosh hosh, kami menggantinya." Jawab Indra dengan ngos-ngosan. Semua yang ada di sana langsung tercengang, "Kenapa kalian begitu ceroboh membuat keputusan?? Bagaimana kalau kami sudah memenggal kepala Hinata tadi, huh?!" Kata Jiraiya gemas. "Maafkan atas kecerobohan kami, saat itu ada salah satu anggota yang tidak datang, dan saat kami membicarakannya lagi ternyata keputusannya diubah. Aku dengan kecepatan sebisaku langsung melesat kemari." Jelas Indra, "Jadi apa keputusannya?" Tanya Fugaku, "Keputusannya yang dulu, kita nikahkan Hinata dengan Sasuke, dengan begitu mereka akan memiliki anak, anak itu akan menjadi manusia seutuhnya." Jawab Indra, Mikoto langsung tersenyum dan menghela nafas panjang, "Ha..ah syukurlah..." Kata Mikoto. Zabuza mengangkat pedangnya dan menjauhkannya dari kepala Hinata. Hinata terisak, "Syukurlah, hiks..." kata Hinata di sela tangisannya yang mulai pecah. Mikoto menghampiri Hinata dan melepas ikatan pada tangannya, "Kamu baik-baik saja,Hinata?" Tanya Mikoto sambil memeluk Hinata, "Hiks, a-aku baik-baik saja." Jawab Hinata. Sementara Fugaku berjalan ke arah Sasuke dan melepaskan ikatan Sasuke juga. "Kalau kau tidak membawa Hinata pergi, darah manusia serigala ini akan terus ada. Kerja bagus, Sasuke." Ujar Fugaku lalu mengacak rambut puteranya itu.
Sasuke melangkah mendekati Hinata yang sedang dipeluk Mikoto, menyadari Sasuke mendekat, Mikoto melepaskan pelukannya pada Hinata dan mendorong pelan punggung Hinata meminta Hinata mendekat juga ke arah Sasuke. Hinata melirik ke arah Mikoto dan melangkahkan kakinya perlahan ke arah Sasuke.
"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Sasuke sambil menatap mata Hinata dalam, tapi Hinata malah menunduk dan menghindari tatapan Sasuke, "Hiks...hiks..." suara isakan tangis kecil yang bisa didengar oleh siapa saja yang ada di sana.
"Hinata."
"Hiks, te-terima kasih banyak, te-terima kasih sudah menyelamatkan hidupku, hiks." Kata Hinata sambil menabrakkan tubuhnya ke tubuh Sasuke dan memeluknya erat, Sasuke tersenyum dan balas memeluk Hinata, membiarkan Hinata menangis di pelukannya.
Hellaw...gimana dengan ff ini? Ngawur ya ceritanya? Haha tau kok! Maaf telat update, telat banget malahan, saya sibuk, banyak tugas jadi ya gitu deh
Tunggu chapter depan ya^^
Komentar
Posting Komentar