Wolf : Mine

Previous?

//Dia milikku, kau siapa?\\

Gendre : Superanatural, Romance, Kingdom, School

Pairing : SasuHina

Warning!! OOC, Rate T, Fic Gaje, Alur acak-acakan, Typo, FanFic Bergambar, Ada Adegan Kiss

Selamat membaca ^^

Wolf


     "Selamat pagi." Kata Sasuke seraya menatap Hinata yang baru membuka matanya, Hinata tersenyum lembut, "Pa-pagi." Balas Hinata. Tapi senyumannya langsung luntur ketika menyadari posisinya yang sekarang bersandar di dada Sasuke, Hinata terlonjak, "Tidak apa, aku yang memindahkan posisimu. Kemarin malam ku lihat kau menggigil dan kurasa aku cukup hangat untuk membuatmu merasa hangat." Kata Sasuke seolah mengetahui apa yang Hinata pikirkan.

5 detik

10 detik

1 menit

Hinata merasa tidak nyaman dengan posisinya yang masih bersandar di dada Sasuke. "A-aku harus ke kamar mandi sekarang." Kata Hinata lirih sambil bangkit dan turun dari ranjangnya sebelum langkahnya tertahan oleh tangan Sasuke yang menahan tangannya. Sasuke kemudian bangkit dan berdiri di hadapan Hinata yang mulai gelagapan, "A-a-aku harus mandi, to-tolong jangan tahan aku." Ujar Hinata dengan wajah yang menunduk, Sasuke menyerigai melihat respon yang Hinata berikan. Dengan perlahan Sasuke melepaskan tangannya yang menahan tangan Hinata dan membuat Hinata menarik nafas lega. Tapi kemudian...

     "Ah!"

Sasuke mendorong tubuh Hinata hingga membuat Hinata jatuh terlentang di atas kasurnya, dengan cepat Sasuke mencekal kedua tangan Hinata dan mengurung tubuh Hinata di bawahnya. "Sa-sa-sasuke-san, a-apa yang Sasuke-san la-la-lakukan?" Tanya Hinata dengan wajah yang memerah. Sasuke malah menyerigai dan menempelkan hidung mereka sambil menatap Hinata. Perlahan ia menutup matanya dan mendekatkan bibirnya pada bibir Hinata.

3 cm

2 cm

1 cm

Tok tok tok

Sasuke membuka matanya dengan kesal, siapa yang merusak momen mendebarkan seperti ini? Sementara Hinata tersenyum lega, "A-aku akan membuka pintunya." Kata Hinata, Sasuke menghela nafas panjang, "Kali ini kau selamat, Hinata. Lain kali kau tak akan bisa lepas." Kata Sasuke sambil bangkit memperbaiki posisi mereka. Hinata dengan cepat langsung turun dari ranjang dan melesat ke arah pintu dan membuka pintunya.
     "Nona Hinata dan pangeran Sasuke diminta untuk segera menuju ruangan raja Fugaku untuk menyambut kedatangan pangeran Itachi." Ujar seorang prajurit, "Baik, kami akan segara datang, kami akan bersiap dulu." Jawab Sasuke, prajurit itu mengangguk dan membungkuk sambil berjalan mundur hingga tak terlihat.
     "Si-siapa pangeran Itachi?" Tanya Hinata, "Dia adalah kakakku yang sudah sejak lama pergi mencarimu." Jawab Sasuke, "Dan anehnya, dia yang mencarimu tapi aku yang menemukanmu." Lanjut Sasuke sambil terkekeh. "Ngomong-ngomong, mau kita lanjutkan?" Tanya Sasuke dengan serigaian jahil.

"!"

Hinata dengan cepatnya langsung melesat ke kamar mandi dengan wajah yang memerah, sementara Sasuke tertawa kecil.
.
     "Pangeran telah sampai." Ujar seorang penjaga gerbang istana. Semua mata tertuju kepada seorang pemuda yang tengah mengendarai kuda berwarna hitam. Pemuda tersebut tak lain adalah Itachi, kakak dari Sasuke. Itachi tampak menebarkan senyumannya kepada semua orang yang menyambutnya hari ini.
   
     "Akhirnya kau pulang, Itachi." Kata Fugaku, Itachi tersenyum, "Di mana gadis dalam ramalan itu, ayah?" Tanya Itachi dengan mata yang mencari-cari sosok gadis dalam ramalan. "Itu dia, Hinata." Jawab Fugaku dengan pelan sambil menunjuk Hinata yang sedang berbincang dengan Sasuke. Itachi mengangguk-angguk, "Apa Hinata akan menikah dengan Sasuke?" Tanya Itachi, "Tidak." Jawab Fugaku singkat yang membuat Mikoto menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Kenapa? Bukankah..."

     "Akan ku katakan alasannya nanti."

     "Alasanku memanggil kalian untuk berkumpul di sini adalah karena ada hal penting yang ingin ku bicarakan." Ujar Fugaku di hadapan seluruh warga kerajaan, "Ada apa sebenarnya?" Tanya Sasuke. Fugaku menatap ke arah Hinata, "Ini semua tentang pernikahan Hinata." Jawab Fugaku. "Ada masalah apa dengan pernikahannya, tuan?" Tanya Jiraiya, seorang penasihat kerajaan.
     "Begini, Hinata akan menikah dengan seseorang yang menemukannya, bukan? Dan itu Sasuke. Tapi karena aku fikir usia Sasuke masih sangat muda, aku berniat mengganti calon suami dari Hinata." Ujar Fugaku, membuat semua yang ada di sana tercengang tak terkecuali Hinata dan Sasuke sendiri. "Si-siapa penggantinya?" Tanya Mikoto, Fugaku menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan, "Itachi." Jawab Fugaku. Dan semuanya kembali tercengang, Sasuke dengan wajah memerah menahan amarah langsung menggebrak meja di hadapannya. "Hinata bahkan lebih muda dariku! Dan Itachi, kenapa harus Itachi??! Aku tidak akan memberikan Hinata padanya!!" Teriak Sasuke, "Hinata memang lebih muda, tapi itu sudah takdirnya menikah di usia muda. Alasanku menggantimu dengan Itachi adalah karena Itachi itu kakakmu dan dia belum menikah di usianya yang seharusnya sudah mempunyai anak. Mulai malam ini Hinata akan satu kamar bersama Itachi." Kata Fugaku sekaligus jawaban. Sasuke terdiam dan kembali duduk dengan tatapan tajam pada Fugaku.

     "Da-daijoubu."

Sasuke menoleh ke arah suara dan mendapati Hinata sedang tersenyum dengan sudut mata yang berair.

     "Apa malam ini kau akan tidur di kamarnya Itachi?" Tanya Sasuke melihat Hinata yang sedang mengemasi barangnya, "I-iya, aku rasa begitu." Jawab Hinata dengan suara yang bergetar. Sasuke mendekat ke arah Hinata, "Kenapa suaramu bergetar begitu? Apa yang sedang kau fikirkan?" Tanya Sasuke. Hinata langsung terdiam dan mengelap matanya yang ternyata sejak tadi berair.
     "J-ju-ju-jujur saja, a-aku tidak mau, Sasuke-san, hiks. A-a-aku tidak mau, hiks, tidak mau." Kata Hinata dengan tangisan yang mulai pecah. Sasuke merasa sakit melihat Hinata menangis begitu di hadapannya, segera saja ia menarik tangan Hinata dan memeluknya dengan erat. Tubuh Hinata bergetar dan suara isakan terdengar dari mulut Hinata yang tentu bisa Sasuke rasakan.
     "Selamat datang, Hinata." Sambut Itachi yang sudah sejak tadi menunggu Hinata, senyuman terukir di wajah Hinata sebelum ia masuk ke dalam kamar Itachi, Itachi tau kalau itu bukan senyuman yang menunjukkan kebahagiaan tapi itu kelihatan seperti senyuman kepedihan dan kesedihan.
     "Ah iya, berapa usiamu?" Tanya Itachi membuka pembicaraan, "16 tahun." Jawab Hinata dan dilanjut oleh tatapan tidak percaya dari Itachi, "Wah...muda sekali, Sasuke saja 18 tahun dan aku 23 tahun." Balas Itachi menanggapi. Hinata tersenyum lembut tanpa menatap Itachi, "D-di kelasku saja a-a-aku yang paling muda. Te-teman-temanku rata-rata berusia 17-19 tahun." Ujar Hinata, dalam hati Itachi bersyukur, mungkin saja ia sudah membuat Hinata merasa nyaman dengan melihat senyuman lembut dari Hinata walau itu tanpa menatapnya. Itachi tertawa kecil, "Wah benarkah? Kau punya saudara kandung?" Tanya Itachi berfikir untuk membuat Hinata terbuka padanya, tapi ternyata Itachi salah, bukannya terbuka dan bicara Hinata malah terdiam dan menunduk dengan bahu bergetar.
     "Kenapa?" Tanya Itachi merasa cemas, "A-aku punya seorang kakak laki-laki dan satu adik perempuan, tapi mereka sudah tidak ada." Jawab Hinata lirih, "Tidak ada?" Tanya Itachi lagi meminta penjelasan, "Mereka telah meninggal bersama ibuku." Jawab Hinata dengan air mata yang menetes dari matanya. Itachi menatap Hinata yang menunduk dengan perasaan bersalah telah menanyakan hal tadi. "Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu begini." Kata Itachi merasa bersalah. "Hiks, ti-tidak apa-apa. A-aku senang ada o-orang yang mau mendengarnya. Hiks te-terima kasih, I-itachi-sama." Jawab Hinata sambil mengangkat kepalanya dan tersenyum.

Keesokan harinya...

      "Ini."

Hinata dan Itachi tidak mengerti sama sekali ketika mereka akan makan tapi hanya ada 1 piring di depan mereka, "Apa yang..."
     "Tradisi kita, ketika seseorang akan menikah maka ia harus makan satu piring dengan pasangan yang akan ia nikahi." Kata Mikoto, "Ah begitu ya? Baiklah kalau begitu." Kata Itachi lalu mengambil beberapa makanan yang ada di meja makan itu ke piring tadi. Ia kemudian mengambil salah satu makanan dan di dekatkan pada mulut Hinata, "Buka mulutmu, Hinata." Suruh Itachi, Hinata terdiam tapi perlahan membuka mulutnya dan membiarkan makanan itu masuk dalam mulutnya. Dalam hati Hinata merasa tidak enak pada Sasuke yang masih terdiam tidak membuka suara.

Prang...

Semua mata tertuju pada asal suara yang datangnya dari Sasuke, darah mengucur dari telapak tangannya karena memecahkan gelas yang ia pegang. "Apa yang kau lakukan, huh?" Tanya Fugaku. "Menurutmu apa?!" Tanya Sasuke balik sambil meninggalkan tempat itu, Hinata menatap kepergian Sasuke. "A-a-aku akan ke kamar mandi dulu." Kata Hinata lalu pergi mengejar Sasuke.

     "Sa-sasuke-san?" Tanya Hinata lirih ketika masuk ke dalam kamar Sasuke yang terbuka pintunya. Saduke tak bergeming dan masih tetap membelakangi Hinata seperti tadi. "Sasuke-san?" Tanya Hinata lagi dan mendekati Sasuke perlahan. "Sa-"
     "Apa?" Tanya Sasuke membalas tanpa berbalik, "Kamu kenapa, Sasuke-san?" Tanya Hinata khawatir, tapi Sasuke tak menjawab. Hinata makin mendekat dan mengambil tangan kanan Sasuke yang terluka tadi. "Kenapa kamu melukai dirimu sendiri?" Tanya Hinata lagi seraya berjalan menuju kotak obat yang menempel di dinding. "Kenapa kamu melakukan ini?" Tanyanya lagi. Hinata menarik pelan tangan Sasuke dan otomatis tubuh Sasuke pun ikut tertarik, Hinata lalu mendudukkan Sasuke di kasurnya dan mengambil tangan Sasuke yang terluka.
     Hinata yang serius mengobati tangan Sasuke dan Sasuke yang masih diam sejak tadi membuat suasana menjadi hening. "Kamu tau tidak? Ayah, ibu dan kakakmu khawatir padamu." Kata Hinata, "Selesai." Lanjut Hinata setelah menempelkan perekat pada perbannya. Sasuke langsung menatap tangannya yang dibalut perban putih, "Terima kasih." Kata Sasuke melembut yang dibalas senyuman dari Hinata. "Sa-sasuke-san, kenapa kamu melakukan ini? Kenapa kamu melukai dirimu sendiri?" Tanya Hinata mengulangi pertanyaan yang sama.

     "Karena kau."

     "A-aku?"

     "Ya, kau. Kalau saja aku tidak bertemu denganmu! Kalau saja aku tidak kenal denganmu! Kalau saja aku tidak menyukaimu! Kalau saja aku tidak marah saat kau akan dinikahkan dengan Itachi dan kalian tidak bermesraan di depanku! Aku tak akan melakukan ini!" Jawab Sasuke membentak dengan keras meluapkan kekesalan dalam hatinya. "Sa-sasuke-san..."

     "Dan kau! Kenapa kau bersedia dinikahi Itachi?! Kenapa kau bisa bermesraan dengannya di depanku sementara kau tau aku sakit?!"

     "A-aku tidak bisa berbuat apa-apa, Sasuke-san, hiks...aku ingin pulang ke du-duniaku, hiks, dan untuk pulang aku harus hiks, ha-harus melakukan ini. Hiks. Aku tidak bisa apa-apa, hiks. Ma-maafkan aku, hiks, maaf." Jawab Hinata yang langsung menunduk dan menangis keras. Sasuke lalu terdiam, ia merangkum pipi Hinata dan mengangkatnya, perlahan Sasuke melumat bibir kecil Hinata sambil menutup matanya sementara Hinata tidak menolak ataupun membalas dan hanya terdiam dengan air mata yang terus mengalir deras.
     "Kalian dengar?" Tanya Itachi dengan telinga yang menempel di pintu kamar Sasuke. "Jadi sekarang bagaimana?" Tanya Mikoto, "Aku akan buat keputusan lagi besok." Ujar Fugaku lalu pergi menuju ruangannya. Mereka sejak tadi menguping pembicaraan Sasuke dan Hinata, memang tidak baik tapi mau bagaimana lagi?

Keesokan harinya...lagi

     "Kalian tau kenapa aku meminta kalian untuk berkumpul kembali di sini?" Tanya Fugaku. "Bukan hanya keluarga kerajaan Uchiha tapi aku juga mengundang kerajaan Haruno kemari." Lanjut Fugaku. "Memangnya ada masalah apa, Fugaku-sama?" Tanya Kizashi. 
     "Ini masalah perjodohan Hinata dan putraku dengan putrimu." Jawab Fugaku. "Ada apa ini, ayah?" Tanya Itachi. "Setelah aku pikirkan dan akhirnya aku menemukan sebuah keputusan bahwa, Hinata akan aku nikahkan dengan Sasuke, dan Itachi aku bermaksud ingin menjodohkannya dengan putri anda, Sakura Haruno." Kata Fugaku.

Hening

     "Apa?!"

     "Apa aku salah?" Tanya Fugaku datar, "Jadi bagaimana? Mau menerima lamaran kami?" Tanya Fugaku pada Kizashi, sementara Sakura mulai gelagapan sambil menatap Mebuki. "Aku mau!" Jawab Sakura kemudian dengan mantap, semua mata tertuju pada Sakura, "Kau yakin?" Tanya Mebuki, "Iya, ibu. Sejak dulu aku ingin menikah dengan keturunan Uchiha." Jawab Sakura lagi. "Baiklah kalau begitu, kami menerima lamaran anda, Fugaku-sama." Kata Kizashi, Fugaku mengangguk pelan. Matanya tertuju pada Sasuke dan Hinata yang tidak memberi respon apapun. "Sasuke, Hinata, kalian bisa menikah." Kata Fugaku dengan menaikkan nada bicaranya. "Iya." Jawab Sasuke, "Kalian tidak senang?" Tanya Fugaku melihat respon mereka. "B-bukan, bukan seperti itu. T-tuan Fugaku, a-aku merasa sangat senang, sungguh. Ta-ta-tapi a-aku tidak tau harus bagaimana sekarang, ja-ja-jadi aku memilih untuk diam." Jawab Hinata dengan lugunya.
     Sasuke berdiri dari duduknya dan menarik tangan Hinata hingga mereka keluar dari ruang pertemuan, "Hey kalia-"
Mikoto mencekal lengan Itachi yang akan mengejar Sasuke dan Hinata, "Biarkan mereka, masa muda mereka sedang bekerja sekarang." Ujar Mikoto

     "Sasuke-san." Kata Hinata ketika Sasuke membawa Hinata masuk ke kamarnya, Sasuke tersenyum kecil sambil memegang pundak Hinata. "Kita akan menikah." Bisik Sasuke tepat di telinga Hinata yang tersenyum sambil menutup matanya.

.

Pukul 07.00
     
     "Tou-san, aku berangkat dulu." Ujar Hinata setelah selesai mengenakan sepatunya. Di tengah jalan, ia terus melamun memikirkan sesuatu yang aneh yang telah terjadi. 

     "Hinata-chan."

Hinata langsung menoleh ke arah suara dan mendapati Ino berada di sampingnya, "Kau kenapa? Kok melamun begitu?" Tanya Ino, Hinata menghela nafas panjang, "Aku bermimpi aneh tadi malam. Tapi ra-rasanya benar-benar terjadi dan tidak seperti mimpi." Jawab Hinata. "Ah, itu hal biasa. Aku pun sering begitu,sudah jangan terlalu dipikirkan." Kata Ino. Hinata mengangguk paham, "Baiklah." Balas Hinata.

     "Hinata-chan, bisa tidak kau antarkan formulir ini ke ruang kepala sekolah? Hanya jumlahnya saja yang banyak tapi tidak berat kok." Kata Shikamaru, ketua OSIS. "Baiklah." Jawab Hinata yang langsung mengambil tumpukan formulir tersebut.
     "A-aku masih merasa aneh dengan mimpiku tadi malam. Ta-tapi kenapa seperti benar-benar terjadi?" Kata Hinata pada dirinya. "Dan kenapa ruang kepala sekolah terasa begitu jauh?" Ujar Hinata kesal. Tiba-tiba...

Wush...

Hembusan angin kencang menerbangkan formulir-formulir itu. "He-hey hey!" Kata Hinata sambil memunguti formulir yang bertebaran di lantai. Seseorang bercelana panjang menumpukan tubuhnya di satu kakinya dan membantu Hinata memunguti formulir tadi. Hinata mendongak melihat siapa yang membantunya.

     "!"

Mata Hinata langsung membulat sempurna, "Di-di-dia..."
     Pemuda itu bangkit seraya membawa formulir-formulir tadi. Ia menatap Hinata yang memperhatikannya sejak tadi. "Kau kenapa?" Tanya pemuda itu. Hinata lalu tersadar dan ikut bangkit di hadapan pemuda tersebut. "A-ano, ano... Ka-kamu siapa? A-aku baru melihatmu di sini." Tanya Hinata, pemuda itu lalu menjulurkan tangannya, "Aku Uchiha Sasuka, aku adalah murid baru di KHS ini." Jawab Sasuke, "Sa-sasuke?" Hinata makin terkejut, "Ada apa?" Tanya Sasuke heran. "A-ah, ti-tidak apa-apa. A-aku Hyuga Hinata, se-semoga kamu betah di KHS ini." Ujar Hinata dengan membalas uluran tangan Sasuke. "Hinata, kau mau kemana membawa tumpukan kertas ini?" Tanya Sasuke. Hinata tersenyum, "Aku harus ke ruangan kepala sekolah." Jawab Hinata, Sasuke tersenyum kecil, "Aku juga. Kita ke sana bersama." Ujar Sasuke sambil menari tangan Hinata, dalam hati Hinata merasa Sasuke sudah kenal lama dengannya sampai Sasuke bisa begini.

     "Ah, ini murid barunya, Uchiha Sasuke?" Tanya Tsunade, "Ya." Jawab Sasuke singkat. "Aa...Tsunade-sensei, i-ini ditaruh di mana?" Tanya Hinata, "Taruh saja di sana." Jawab Tsunade sambil menunjuk ke arah lemari. "Baiklah, sudah selesai. A-aku permisi kembali ke kelas, Tsunade-sensei." Ujar Hinata.

     "Eh, Hinata tunggu!"

     "Kenapa?" Tanya Hinata heran. "Kau kelas D kan? Sasuke akan masuk kelas D juga, jadi bawalah dia juga ke kelasnya. Dan kau duduk sendirian karena Tenten pindah bukan? Jadi Sasuke akan duduk satu bangku denganmu." Kata Tsunade, Hinata melirik Sasuke sebentar, "E-eh? Ba-baiklah." Jawab Hinata pasrah. Sasuke lalu mengikuti Hinata dari belakang.

     "Kya~!"

     "HUAA!!"

     "SIAPA DIA?! TAMPAN SEKALI!!!!"

    Seketika kelas D langsung ricuh ketika Hinata masuk ke kelas dengan Sasuke di belakangnya. Semua siswi kelas D mengerumuni Sasuke, kecuali Hinata yang sudah duduk manis di kursinya. "A-aku merasa aneh pada Sasuke-san, kenapa wajah dan namanya bisa sa-sangat mirip dengan Sasuke-san yang di mimpiku?" Ujar Hinata dengan mata yang menatap ke arah para siswi yang berteriak histeris.

Kriiingg...

     Hinata membereskan mejanya dan memasukkan barangnya ke dalam tasnya, ia lalu beranjak pergi menuju loker untuk mengambil beberapa barang. Di loker tampak sepi dan hanya terlihat satu dua orang saja di sana yang letaknya berjauhan. "Ah, aku tidak mengerti ke-kenapa orang-orang selalu langsung melesat pergi setelah bel pulang berbunyi." kata Hinata mendesah.

Klek

Ia memasukkan kunci loker ke dalam saku roknya. Ia kemudian berbalik dan langsung terlonjak ketika melihat Sasuke tengah mengurungnya dengan kedua tangannya. "Sa-sa-sa-sasuke-san, a-a-ada perlu a-apa?" tanya Hinata sambil menatap Horor pada Sasuke yang menyerigai evil ke arahnya dan membuatnya takut. 
"Hanya ingin bertanya." jawab Sasuke yang sukses membuat Hinata merinding dengan nada suaranya. "Haa...be-bertanya ya, berta-tanya soal ap-apa?" tanya Hinata lagi dan langsung menunduk dengan bahu bergetar.
     "Kau ingat aku?" tanya Sasuke, "I-i-iya, iya, a-a-aku ingat." jawab Hinata tanpa mengurangi ketakutannya, "Siapa aku?" tanya Sasuke lagi, "K-kam-kamu adalah U-uchiha Sasuke-san, mu-mu-murid baru di KHS i-ini." jawab Hinata, Sasuke tersenyum kecil dan melepas kurungan tangannya, Hinata merasa lega, sedikit.
"Ya, aku memang Uchiha Sasuke. Tapi jawabanmu kurang tepat dan itu membuatku kecewa padamu." balas Sasuke menurunkan nada bicaranya. Hinata langsung mendongak, "A-apa maksudmu?" tanya Hinata.
     "Aku adalah Uchiha Sasuke, seorang putera kerajaan, seorang manusia serigala yang akan menikahimu, tidakkah kau ingat itu?" Ujar Sasuke yang membuat Hinata meneteskan air matanya.

     "Ingatkah kau bahwa kita pernah tidur di kamar dan ranjang yang sama?"

     "Sa-sasuke-san, aku..."

     "Ingatkah saat kau menangis sambil memelukku?"

Buk

Sasuke menatap Hinata yang memeluknya dengan erat sambil menangis, "A-a-aku ingat, hiks, aku ingat semuanya, hiks. A-aku pikir i-itu hanyalah mimpi, hiks, ta-tapi tidak, aku salah, ka-kamu benar-benar ada di sini, hiks." ujar Hinata. Sasuke tersenyum lalu melepas pelukannya, "Sudah berhenti menangis. Kau sudah jadi orang dewasa, berhentilah jadi cengeng." kata Sasuke sambil mengusap air mata di pipi Hinata.
     "A-apa menjadi dewasa artinya tidak boleh menangis? Lalu apa yang orang dewasa lakukan kalau mereka sedih?" tanya Hinata, Sasuke mulai memikirkan ide-ide jahil untuk Hinata, "Kau mau tau?" tanya Sasuke yang dibalas anggukan dari Hinata. Sasuke merangkum pipi Hinata dan mendekatkan wajahnya, "Inilah yang dilakukan orang dewasa." kata Sasuke sebelum menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman.

.
 Gaje banget saoloh, liat coba endingnya hu... kagak mutu banget, astogeh... XS
Btw, makasih banget buat yang udah mau baca dan yang udah mau nunggu, maaf juga karena ini updatenya telat banget. Sekali lagi makasih dan maaf.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian^^

Salam hangat :
Namika

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nii-san! part.1

Vampire : Sorry