Vampire : This is me actually
//Hyuuga Hinata, gadis cantik yang baru pindah ke Konoha untuk bersekolah. Di KHS Hinata bertemu dengan Naruto, teman kecilnya yang ternyata adalah seorang Werewolf (manusia serigala) yang telah menyukai Hinata sejak kecil, dan Uchiha Sasuke, seorang vampir vegetarian (tidak minum darah manusia) yang cerdas dan tampan.\\
"Iya, ayah. Aku bisa menjaga diriku di Konoha. Hm, iya aku akan tinggal bersama Sakura. Iya jangan khawatirkan aku. Baiklah sampai nanti."
Hinata menarik nafasnya, ia bisa menjaga dirinya di Konoha nanti, sudah 6x dia mengatakan itu pada ayahnya. Tapi tetap saja ayahnya selalu menelponnya.
.
Hinata keluar dari mobil bus yang ia naiki, ia melihat sekeliling Konoha, terlihat asing baginya. Sekarang apa? dimana Sakura? Hinata lalu mengambil ponselnya.
To : Haruno Sakura
Sakura, dimana kamu? aku sudah berada di gerbang. Datanglah kesini, aku tidak tahu harus kemana sekarang.
SEND
Setelah mengirimkan pesan itu pada Sakura, ia duduk disebuah bangku yang tidak jauh sana. "Huh, Sakura itu. Dia bilang akan sampai sebelum aku, tapi apa? dia belum kelihatan sampai sekarang." gerutu Hinata. "Lihat sampai kapan aku akan menunggu disini." lanjut Hinata.
"Oiiit... Hinata..." kata seorang gadis, Hinata menatap tubuh gadis itu yang berlari mendekat kearahnya. 'Hm, Sakura. Akhirnya dia datang.' batin Hinata. Gadis tadi, Sakura memeluknya dengan erat. "Akhirnya kau sampai!! aku senang sekali! setelah ini, kita akan tinggal bersama!!" kata Sakura dengan gembira. Hinata membalas pelukan Sakura, "Kenapa kamu baru datang, Sakura? bukannya kamu bilang akan sampai sebelum aku?" tanya Hinata. Sakura melepas pelukannya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe, aku minta maaf. Saat kau mengirimkan pesan, itu aku sedang bersiap-siap. Jadi ya begitu." jawab Sakura sambil tertawa kecil. "Tunggu! sudah 2 jam aku menunggumu. Apa kamu bersiap-siap selama itu?" tanya Hinata tidak percaya. Sakura tertawa, "Aku tidak sadar kalau akan selama itu." jawabnya.
"Baiklah, ayo pergi." kata Sakura sambil menarik tangan Hinata pergi. Hinata tersenyum dan mengikuti langkah Sakura.
.
"Jadi ini, rumah mu?" tanya Hinata. "Ya, begitulah." jawab Sakura, Hinata melihat sekelilingnya, ada lemari, meja, dan kasur yang berantakan. "Kamu tidak membereskan kamarmu ini, ya?" tanya Hinata. "Hehe, aku belum sempat." jawab Sakura. Hinata menggelengkan kepalanya pelan.
"2 hari lagi kita akan sekolah. Aku sudah mendaftarkan diriku dan dirimu di KHS. Kita tinggal masuk saja nanti, kita satu kelas, kelas biologi. Dan selama 2 hari kedepan ini, aku akan mengajakmu berjalan-jalan melihat Konoha." kata Sakura, Hinata tersenyum, "Terima kasih, Sakura." kata Hinata.
.
.
"Suigetsu-desu."
Tut...Tut...
Dan telponnya ditutup, tubuh Hinata bergetar khawatir pada ibunya. 'Aku harus pergi.'. Hinata lalu keluar dari tempat itu dengan mengendap-endap. Ia memberhentikan sebuah taxi dan menaikinya.
.
"Suigetsu! dimana kamu? ibu?" teriak Hinata diruangan kosong tempatnya latihan. "Su..."
BRAK...
"Uh...!"
Hinata meringis, tubuhnya dengan cepat didorong ke dinding. "Akhirnya kau datang, Hinata." kata Suigetsu. "D-dimana ibuku?" tanya Hinata. "Ibumu?"
"Tolong ibu, Hinata."
Hinata membukatkan matanya, suara Suigetsu mirip seperti suara ibunya, "Ja-jadi, jadi kamu menipu aku?" tanya Hinata. "Begitulah.'' jawab Suigetsu.
"Bersiaplah untuk mati!"
Hinata berlari menghindari Suigetsu, tapi Suigetsu tiba-tiba ada dihadapannya dan mendorong tubuh Hinata dengan kasar kearah kaca, membuat Hinata menabrak kaca dan darah keluar dari tubuhnya. Suigetsu menatap darah itu dengan penuh nafsu. "Inilah yang ku inginkan!!" katanya lantang.
"Mati kau!!"
Suigetsu menoleh kearah suara. "Werewolf!!" teriak Suigetsu. Hinata menatap werewolf itu, walau ia sedang dalam keadaan setengah sadar, ia mengenali werewolf itu.
"N-Na-Naruto..."
Naruto, sahabat kecilnya adalah werewolf?
Hinata memegangi kepalanya yang terasa sakit. Pandangannya mulai kabur, ia melihat Naruto itu seperti membakar sesuatu, membakar apa? dimana Suigetsu?
"Na-Naru-ruto, ka-kamu..."
Hinata menutup matanya karena tak tahan dengan lukanya dan akhirnya tak sadarkan diri. Naruto menatap tubuh Hinata yang tak berdaya dan berlumuran darah. Ia menunduk dan menyesali apa yang telah terjadi.
"Ya, inilah aku yang sebenarnya. Uzumaki Naruto, sahabat kecilmu ini adalah seorang werewolf."
.
Gendre : School, Romance, Fantasy
Pairing : SasuHina
Warning!! Fic Gaje, Alur acak-acakan, Typo, FanFic Bergambar, Beradegan Kiss
Selamat membaca ^^
Vampire : This is me actually
Hinata menarik nafasnya, ia bisa menjaga dirinya di Konoha nanti, sudah 6x dia mengatakan itu pada ayahnya. Tapi tetap saja ayahnya selalu menelponnya.
.
Hinata keluar dari mobil bus yang ia naiki, ia melihat sekeliling Konoha, terlihat asing baginya. Sekarang apa? dimana Sakura? Hinata lalu mengambil ponselnya.
To : Haruno Sakura
Sakura, dimana kamu? aku sudah berada di gerbang. Datanglah kesini, aku tidak tahu harus kemana sekarang.
SEND
Setelah mengirimkan pesan itu pada Sakura, ia duduk disebuah bangku yang tidak jauh sana. "Huh, Sakura itu. Dia bilang akan sampai sebelum aku, tapi apa? dia belum kelihatan sampai sekarang." gerutu Hinata. "Lihat sampai kapan aku akan menunggu disini." lanjut Hinata.
2 jam kemudian...
"Oiiit... Hinata..." kata seorang gadis, Hinata menatap tubuh gadis itu yang berlari mendekat kearahnya. 'Hm, Sakura. Akhirnya dia datang.' batin Hinata. Gadis tadi, Sakura memeluknya dengan erat. "Akhirnya kau sampai!! aku senang sekali! setelah ini, kita akan tinggal bersama!!" kata Sakura dengan gembira. Hinata membalas pelukan Sakura, "Kenapa kamu baru datang, Sakura? bukannya kamu bilang akan sampai sebelum aku?" tanya Hinata. Sakura melepas pelukannya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Hehe, aku minta maaf. Saat kau mengirimkan pesan, itu aku sedang bersiap-siap. Jadi ya begitu." jawab Sakura sambil tertawa kecil. "Tunggu! sudah 2 jam aku menunggumu. Apa kamu bersiap-siap selama itu?" tanya Hinata tidak percaya. Sakura tertawa, "Aku tidak sadar kalau akan selama itu." jawabnya.
"Baiklah, ayo pergi." kata Sakura sambil menarik tangan Hinata pergi. Hinata tersenyum dan mengikuti langkah Sakura.
.
"Jadi ini, rumah mu?" tanya Hinata. "Ya, begitulah." jawab Sakura, Hinata melihat sekelilingnya, ada lemari, meja, dan kasur yang berantakan. "Kamu tidak membereskan kamarmu ini, ya?" tanya Hinata. "Hehe, aku belum sempat." jawab Sakura. Hinata menggelengkan kepalanya pelan.
"2 hari lagi kita akan sekolah. Aku sudah mendaftarkan diriku dan dirimu di KHS. Kita tinggal masuk saja nanti, kita satu kelas, kelas biologi. Dan selama 2 hari kedepan ini, aku akan mengajakmu berjalan-jalan melihat Konoha." kata Sakura, Hinata tersenyum, "Terima kasih, Sakura." kata Hinata.
.
.
2 hari kemudian...
"Sakura, ayo cepat! ini sudah pukul 07.00 kita akan terlambat!" kata Hinata, "Sebentar! sedikit lagi." balas Sakura. 5 menit kemudian, Sakura keluar dengan dandanan yang agak sedikit berlebihan.
"Kamu ini, yang bangun duluan kamu, yang mandi dan makan duluan kamu, tapi kenapa aku yang siap duluan?" tanya Hinata, "Yah seperti yang kau tau. Aku selalu bersiap dengan waktu yang lama untuk penampilan yang sempurna." jawab Sakura. "Ayo ayo! kita berangkat!" kata Sakura sambil menarik tangan Hinata. Hinata menghela nafas dengan kebiasaan aneh sahabatnya ini.
.
"Hinata, kamu duluan saja. Aku rasa aku harus ke toilet dulu. Nanti aku menyusul." kata Sakura, "Hm, baiklah. Cepat ya?'' balas Hinata, "Oke." jawab Sakura.
Hinata berjalan menuju kelasnya yang letaknya ada di pinggir jalan parkiran, sepertinya ia terlalu pagi datang ke sekolah sehingga sekolah masih sangat sepi. Hanya ada 1-9 orang yang ia lihat disana. Saat ia mulai menyebrang, tiba-tiba...
TIIIIDD!!!!
"Kya~!"
Hinata menutup matanya ketika melihat sebuah mobil bergerak dengan cepat menuju dia. Sepertinya ia akan tertabrak mobil itu.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
He? kenapa? padahal tadi ia lihat mobil nya sudah cukup dekat. Tapi kenapa ia tidak merasakan apa-apa? Hinata membuka matanya dan matanya bertemu dengan sepasang mata hitam kelam. Hinata membulatkan matanya, orang ini seorang pemuda. Dan yang paling mengejutkan, pemuda itu menahan mobil yang tadi akan menabraknya sampai bagian dari mobil itu terlihat penyok. 'O-orang ini... Mana mungkin dia bisa melakukan ini...' batin Hinata.
"Kau tidak apa-apa?" tanya pemuda itu, Hinata terlonjak lalu ia menunduk. "Ti-tidak apa-apa. A-anou, terima kasih." jawab Hinata, Hinata lalu melanjutkan jalannya. Tiba-tiba sebuah tangan yang dingin menarik tubuhnya membuat Hinata kembali ke belakang. "E-eh?"
"Siapa namamu?" tanya pemuda tadi. "Hinata." jawab Hinata singkat, "Hn, aku Sasuke, Uchiha Sasuke. Senang berkenalan denganmu." balas Pemuda itu, Sasuke. Hinata kembali melangkah tanpa menjawab atau meliriknya sedikitpun. Sasuke menatap kepergian Hinata. 'Aneh sekali, kenapa aku tidak bisa membaca fikirannya?' batin Sasuke.
.
Ini dia, kelas baru Hinata dan Hinata segera masuk kesana. Hinata lalu duduk dibangku yang telah disediakan. Hinata memilih duduk dibangku ke-3 karena menurutnya bangku ke-3 itu pas untuknya, tidak terlalu depan, tidak terlalu belakang.
"Hinata."
Hinata menoleh kearah suara, "Naruto?" tanya Hinata. "Lama tidak berjumpa." kata orang tadi, Naruto. Hinata tersenyum, "Iya, senang bertemu denganmu lagi, teman." balas Hinata. "Kupikir kau takkan datang ke Konoha lagi." kata Naruto, "Hm, aku juga berfikir demikian." balas Hinata.
"Gomen ne Hinata, seberanya aku ingin banyak mengobrol denganmu, tapi aku harus masuk ke kelasku. Nanti kita mengobrol lagi." kata Naruto. "Memangnya kamu kelas apa?" tanya Hinata. "Kelas kimia." jawab Naruto. "Baiklah, Jaa." kata Naruto, Hinata tersenyum dan mengangguk pelan.
Sekarang yang ia lakukan adalah menunggu Sakura yang sudah lama pergi ke toilet. Lama sekali...
"Kya~! Hinata~!"
Hinata menoleh kearah suara dan terlihatlah Sakura sedang tersenyum bahagia dan mendekat padanya sambil berlari kecil. "Ada apa?" tanya Hinata. "Aku, aku, aku bertemu dengan seorang pemuda tampan...! KYA~!" jawab Sakura, Hinata menatap aneh kearah Sakura. Sedikit terbesit dihatinya kalau Sakura itu sekarang menjadi 'aneh'.
"Kau tau? tatapan matanya itu sangat tajam, wajahnya tampan, dan tubuhnya sangat bagus!"
Hinata mengangguk-angguk mengiyakan kata-kata Sakura tentang pemuda yang baru ia temui. Hinata jadi terfikir soal kejadian tadi. 'Kenapa Sasuke bisa sekuat tadi?' batin Hinata.
"Oit! apa kamu dengar apa yang aku katakan?" tanya Sakura, "Iya iya aku dengar." jawab Hinata. "Hah aku berharap bisa satu kelas dengan pemuda tadi..." kata Sakura.
.
"Kau kelas biologi juga?"
"Eh?" Hinata menoleh kearah suara, "Hm? ternyata kamu, Sasuke. Kamu sendiri juga kelas biologi ya?" tanya Hinata pada orang tadi, Sasuke. Sasuke menyerigai, "Ya. Ternyata kita satu kelas ya." kata Sasuke. "Hm." balas Hinata.
.
"Hai kalian! perkenalkan aku adalah sensei kalian, namaku Hatake Kakashi." kata seorang guru berambut abu-abu, Kakashi. "Hai' sensei." kata siswa. "Baiklah, untuk tugas pertama dihari pertama kalian, adalah mengamati pertumbuhan pada sayuran. Aku akan membagi kalian menjadi banyak kelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang. Pengamatan akan dilakukan lusa nanti sambil berkarya wisata ke peternakan." kata Kakashi. "Hai' sensei" balas siswa.
.
-Istirahat-
Hinata menghela nafasnya karena tau teman sekelompoknya adalah seorang pemuda berkulit pucat itu, Sasuke. Jujur saja ia kurang menyukai Sasuke karena menurutnya, Sasuke itu agak menyeramkan.
"Dan, kita satu kelompok." kata Sasuke, Hinata terdiam dan pergi keluar kelas tanpa melirik dan membalas ucapan Sasuke. Sasuke menatap kepergian Hinata sambil tersenyum tipis.
.
-Keesokan harinya-
"Kau beruntung sekali, Hinata. Kau satu kelompok dengan pemuda yang tampan itu." kata Sakura, "Aku tidak seberuntung katamu. Aku kurang suka padanya." balas Hinata. "Ayolah, Hinata. Jangan bersikap cuek begitu. Dia itu tampan, kalau aku jadi kau, aku akan melompat girang." kata Sakura. "Apa dia pemuda yang kau maksud waku itu?" tanya Hinata, Sakura hanya tersenyum dan mengangguk.
"Kau akan membawa apa saja untuk karya wisata besok?" tanya Sakura, Hinata tampak berfikir, "Hm, tidak banyak. Buku, tas, uang dan ponsel." jawab Hinata. "Kamu sendiri?" tanya Hinata. "Tas, uang, ponsel, makanan, minuman, pakaian, sandal, sisir, bedak, lipstik, bulu mata, lensa, shadow, alat mandi dan kaca." jawab Sakura. Hinata menggelengkan kepalanya, "Banyak sekali. Apa perlu kamu membawa riasan wajah begitu?" tanya Hinata. "Eh tentu saja! supaya aku cantik dan Sasuke melirikku." kata Sakura. "Hm." balas Hinata.
.
-Keesokan harinya-
"Yosh, duduk bersama teman sekelompok kalian." kata Kakashi, mau tak mau seluruh siswa menurutinya. Termasuk Hinata yang terpaksa harus pindah ke bangku Sasuke.
"Hinata." kata Sasuke. Hinata hanya diam dan duduk disamping Sasuke.
.
Setelah setengah perjalanan Sasuke menyerigai sambil terus menatap tubuh Hinata dari atas sampai bawah. Hinata yang mengetahui itu mulai tidak nyaman, "Be-berhenti memandangi aku be-begitu." kata Hinata sambil merona. Sasuke terkekeh kecil, "Memangnya kenapa? ada yang salah?" tanya Sasuke. Hinata menunduk menyembunyikan rona di pipinya. "Ternyata dibalik sikap cuek mu ada sisi menggemaskan juga ya." kata Sasuke menggoda, membuat Hinata makin menunduk.
.
"Yosh, kita sampai. Ini adalah peternakan milik tuan Ebizou, disini ada kandang ternak, dan juga kebun. Kalian bisa mengamatinya bersama teman sekelompok kalian." kata Kakashi, "Yosh, sensei." balas para siswa. Mereka lalu segera membubarkan diri bersama kelompoknya. Sementara Sasuke masih mencari-cari sosok Hinata. "Kemana gadis itu pergi?" tanya Sasuke. Aneh memang, Sasuke adalah seorang vampir yang dikaruniai bakat istimewa, yaitu bisa membaca fikiran semua makhluk. Tapi ia sama sekali tidak bisa membaca fikiran Hinata.
.
Sementara disisi lain Hinata berjalan ke tempat ayam bertelur. Ia melihat telur ayam yang begitu banyak, Hinata lalu mengambil 1 telur dan mengamatinya.
"Hinata."
Hinata terlonjak kaget ketika sebuah tangan yang dingin menyentuh pundaknya, ia kemudian tak sengaja menjatuhkan telur yang tadi ia pegang. Tapi, sebelum telur itu mencapai tanah, Sasuke dengan cepat menangkap telurnya. Hinata hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya, 'Mustahil, Cepat sekali.' batin Hinata. Gerakan Sasuke seperti angin, tak terlihat dan sangat cepat.
"Hinata."
Hinata lalu menatap Sasuke, "Apa yang kamu lakukan?" tanya Hinata. "Aku menangkap telur yang kau jatuhkan." jawab Sasuke enteng. Hinata terdiam.
"Letakkan telurnya."
Sasuke menuruti kata-kata Hinata dan segera menaruh telurnya. Hinata lalu pergi dari tempat itu dan diikuti Sasuke yang berjalan disampingnya.
"Kau kenapa?" tanya Sasuke, "Jaga jarak dariku." kata Hinata dingin, "Eh? kenapa?" tanya Sasuke bingung. "Pokoknya jaga jarak dariku." jawab Hinata. Sasuke lalu membiarkan Hinata berjalan didepannya.
.
Ini dia, kelas baru Hinata dan Hinata segera masuk kesana. Hinata lalu duduk dibangku yang telah disediakan. Hinata memilih duduk dibangku ke-3 karena menurutnya bangku ke-3 itu pas untuknya, tidak terlalu depan, tidak terlalu belakang.
"Hinata."
Hinata menoleh kearah suara, "Naruto?" tanya Hinata. "Lama tidak berjumpa." kata orang tadi, Naruto. Hinata tersenyum, "Iya, senang bertemu denganmu lagi, teman." balas Hinata. "Kupikir kau takkan datang ke Konoha lagi." kata Naruto, "Hm, aku juga berfikir demikian." balas Hinata.
"Gomen ne Hinata, seberanya aku ingin banyak mengobrol denganmu, tapi aku harus masuk ke kelasku. Nanti kita mengobrol lagi." kata Naruto. "Memangnya kamu kelas apa?" tanya Hinata. "Kelas kimia." jawab Naruto. "Baiklah, Jaa." kata Naruto, Hinata tersenyum dan mengangguk pelan.
Sekarang yang ia lakukan adalah menunggu Sakura yang sudah lama pergi ke toilet. Lama sekali...
"Kya~! Hinata~!"
Hinata menoleh kearah suara dan terlihatlah Sakura sedang tersenyum bahagia dan mendekat padanya sambil berlari kecil. "Ada apa?" tanya Hinata. "Aku, aku, aku bertemu dengan seorang pemuda tampan...! KYA~!" jawab Sakura, Hinata menatap aneh kearah Sakura. Sedikit terbesit dihatinya kalau Sakura itu sekarang menjadi 'aneh'.
"Kau tau? tatapan matanya itu sangat tajam, wajahnya tampan, dan tubuhnya sangat bagus!"
Hinata mengangguk-angguk mengiyakan kata-kata Sakura tentang pemuda yang baru ia temui. Hinata jadi terfikir soal kejadian tadi. 'Kenapa Sasuke bisa sekuat tadi?' batin Hinata.
"Oit! apa kamu dengar apa yang aku katakan?" tanya Sakura, "Iya iya aku dengar." jawab Hinata. "Hah aku berharap bisa satu kelas dengan pemuda tadi..." kata Sakura.
.
"Kau kelas biologi juga?"
"Eh?" Hinata menoleh kearah suara, "Hm? ternyata kamu, Sasuke. Kamu sendiri juga kelas biologi ya?" tanya Hinata pada orang tadi, Sasuke. Sasuke menyerigai, "Ya. Ternyata kita satu kelas ya." kata Sasuke. "Hm." balas Hinata.
.
"Hai kalian! perkenalkan aku adalah sensei kalian, namaku Hatake Kakashi." kata seorang guru berambut abu-abu, Kakashi. "Hai' sensei." kata siswa. "Baiklah, untuk tugas pertama dihari pertama kalian, adalah mengamati pertumbuhan pada sayuran. Aku akan membagi kalian menjadi banyak kelompok, satu kelompok terdiri dari 2 orang. Pengamatan akan dilakukan lusa nanti sambil berkarya wisata ke peternakan." kata Kakashi. "Hai' sensei" balas siswa.
.
-Istirahat-
Hinata menghela nafasnya karena tau teman sekelompoknya adalah seorang pemuda berkulit pucat itu, Sasuke. Jujur saja ia kurang menyukai Sasuke karena menurutnya, Sasuke itu agak menyeramkan.
"Dan, kita satu kelompok." kata Sasuke, Hinata terdiam dan pergi keluar kelas tanpa melirik dan membalas ucapan Sasuke. Sasuke menatap kepergian Hinata sambil tersenyum tipis.
.
-Keesokan harinya-
"Kau beruntung sekali, Hinata. Kau satu kelompok dengan pemuda yang tampan itu." kata Sakura, "Aku tidak seberuntung katamu. Aku kurang suka padanya." balas Hinata. "Ayolah, Hinata. Jangan bersikap cuek begitu. Dia itu tampan, kalau aku jadi kau, aku akan melompat girang." kata Sakura. "Apa dia pemuda yang kau maksud waku itu?" tanya Hinata, Sakura hanya tersenyum dan mengangguk.
"Kau akan membawa apa saja untuk karya wisata besok?" tanya Sakura, Hinata tampak berfikir, "Hm, tidak banyak. Buku, tas, uang dan ponsel." jawab Hinata. "Kamu sendiri?" tanya Hinata. "Tas, uang, ponsel, makanan, minuman, pakaian, sandal, sisir, bedak, lipstik, bulu mata, lensa, shadow, alat mandi dan kaca." jawab Sakura. Hinata menggelengkan kepalanya, "Banyak sekali. Apa perlu kamu membawa riasan wajah begitu?" tanya Hinata. "Eh tentu saja! supaya aku cantik dan Sasuke melirikku." kata Sakura. "Hm." balas Hinata.
.
-Keesokan harinya-
"Yosh, duduk bersama teman sekelompok kalian." kata Kakashi, mau tak mau seluruh siswa menurutinya. Termasuk Hinata yang terpaksa harus pindah ke bangku Sasuke.
"Hinata." kata Sasuke. Hinata hanya diam dan duduk disamping Sasuke.
.
Setelah setengah perjalanan Sasuke menyerigai sambil terus menatap tubuh Hinata dari atas sampai bawah. Hinata yang mengetahui itu mulai tidak nyaman, "Be-berhenti memandangi aku be-begitu." kata Hinata sambil merona. Sasuke terkekeh kecil, "Memangnya kenapa? ada yang salah?" tanya Sasuke. Hinata menunduk menyembunyikan rona di pipinya. "Ternyata dibalik sikap cuek mu ada sisi menggemaskan juga ya." kata Sasuke menggoda, membuat Hinata makin menunduk.
.
"Yosh, kita sampai. Ini adalah peternakan milik tuan Ebizou, disini ada kandang ternak, dan juga kebun. Kalian bisa mengamatinya bersama teman sekelompok kalian." kata Kakashi, "Yosh, sensei." balas para siswa. Mereka lalu segera membubarkan diri bersama kelompoknya. Sementara Sasuke masih mencari-cari sosok Hinata. "Kemana gadis itu pergi?" tanya Sasuke. Aneh memang, Sasuke adalah seorang vampir yang dikaruniai bakat istimewa, yaitu bisa membaca fikiran semua makhluk. Tapi ia sama sekali tidak bisa membaca fikiran Hinata.
.
Sementara disisi lain Hinata berjalan ke tempat ayam bertelur. Ia melihat telur ayam yang begitu banyak, Hinata lalu mengambil 1 telur dan mengamatinya.
"Hinata."
Hinata terlonjak kaget ketika sebuah tangan yang dingin menyentuh pundaknya, ia kemudian tak sengaja menjatuhkan telur yang tadi ia pegang. Tapi, sebelum telur itu mencapai tanah, Sasuke dengan cepat menangkap telurnya. Hinata hampir tak percaya dengan apa yang dilihatnya, 'Mustahil, Cepat sekali.' batin Hinata. Gerakan Sasuke seperti angin, tak terlihat dan sangat cepat.
"Hinata."
Hinata lalu menatap Sasuke, "Apa yang kamu lakukan?" tanya Hinata. "Aku menangkap telur yang kau jatuhkan." jawab Sasuke enteng. Hinata terdiam.
"Letakkan telurnya."
Sasuke menuruti kata-kata Hinata dan segera menaruh telurnya. Hinata lalu pergi dari tempat itu dan diikuti Sasuke yang berjalan disampingnya.
"Kau kenapa?" tanya Sasuke, "Jaga jarak dariku." kata Hinata dingin, "Eh? kenapa?" tanya Sasuke bingung. "Pokoknya jaga jarak dariku." jawab Hinata. Sasuke lalu membiarkan Hinata berjalan didepannya.
.
.
"Eh, Hinata? mau tidak nanti malam temani aku membeli pakaian?" tanya Sakura, "Hm, sekalian aku mau ke toko buku." jawab Hinata. "Baiklah!" balas Sakura.
.
"Hinata, menurutmu bagaimana?" tanya Sakura sambil memperlihatkan pakaian yang ia pakai. "Bagus." jawab Hinata singkat. "Kau ini, semua baju yang ku perlihatkan, semua kau bilang bagus." kata Sakura. "Mau bagaimana lagi? memang semua bagus, kok." balas Hinata. "Kamu lama sekali. Kalau begini, bisa-bisa toko bukunya sudah tutup." lanjut Hinata. "Kalau begitu kamu pergi saja ke toko buku. Aku menyusul." balas Sakura. "Hm." kata Hinata. Hinata lalu melangkah keluar toko.
.
"Terima kasih, ini uangnya." kata Hinata pada kasir. "Sama-sama, datang lagi ya." balas sang kasir, Hinata lalu tersenyum dan keluar dari toko buku itu. "Tch, Sakura ini lama sekali. Sebaiknya aku kembali saja ke toko pakaian tadi." kata Hinata. Ia lalu berjalan melewati jalan raya yang gelap dan sepi. Langkahnya terhenti ketika melihat sekumpulan pria mendekat kearahnya. Tanpa fikir panjang Hinata segera memutar balik arahnya dan berjalan cepat, para pria tadi semakin mendekat dan akhirnya mereka mencegat Hinata. "Hei nona. Kau sangat cantik, mau tidak ikut dengan kami?" tanya salah satu pria tadi. "Ma-mau apa kalian ini? b-b-biarkan aku pergi." kata Hinata, Hinata lalu memaksa menerobos namun tangannya dicekal oleh pria tadi. "Oh tidak. Jangan pergi, kalau kau tidak ingin ikut bersama kami tak apa. Kita bermain saja disini." kata yang lainnya. "Le-lepaskan." kata Hinata. Tiba-tiba...
Kriiitt...
Mereka semua menoleh kearah suara, terlihat ada sebuah mobil dan seorang pemuda diluarnya. "Sa-sasuke?" kata Hinata, hm pemuda itu adalah Sasuke. Sasuke lalu mendekat kearah mereka dan memaksa pria tadi melepaskan tangannya dari Hinata, Hinata pun terlepas. "Masuk dalam mobil, Hinata." kata Sasuke dingin sambil menatap pria tadi dengan tajam.
"Ta-tapi..."
"Masuk."
Hinata terdiam dan menuruti kata-kata Sasuke, ia pun masuk dalam mobil Sasuke. Sementara Sasuke masih menatap tajam pada kumpulan pria tadi. Sasuke mengikuti Hinata dan masuk dalam mobilnya.
"Sa-sasuke, bagaimana kamu..."
"Nanti saja tanya nya."
Sasuke menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobilnya kearah kumpulan pria tadi dengan kencang sehingga para pria tadi menjauh dan memberi jalan pada mobil yang dikendarai Sasuke.
.
"Sasuke, bagaimana kamu bisa datang?" tanya Hinata. "Jujur saja, sejak pertama aku melihatmu, aku selalu mengikutimu kemanapun kau pergi. Dan aku hanya bisa tenang saat kau masuk ke dalam rumahmu." jawab Sasuke. "A-apa? lalu?" tanya Hinata lagi. "Aku memiliki kemampuan untuk membaca fikiran seseorang. Dan aku bisa membaca fikiran para pria tadi, aku tau apa yang akan mereka lakukan padamu." jawab Sasuke. Hinata lalu terdiam, "Terima kasih." kata Hinata.
"Kau sudah makan?" tanya Sasuke, "Belum." jawab Hinata. "Kalau begitu, kita pergi dulu ke rumah makan dekat sini." kata Sasuke, "Eh jangan! Sakura menungguku." kata Hinata. "Kirim pesan padanya kau ada perlu sebentar, jadi kau suruh dia untuk pulang duluan." balas Sasuke.
"Tapi itu, ano.."
"Kau tak punya alasan untuk menolakku. Cepat lakukan."
Hinata terdiam dan mengambil ponselnya.
To : Haruno Sakura
Sakura, kamu pulang duluan saja. Aku ada perlu sebentar.
SEND
.
"Kau yakin tidak mau makan sesuatu, tuan?" tanya pelayan restoran. "Tidak, terima kasih.'' jawab Sasuke, pelayan itu lalu mengangguk faham dan pergi memberikan pesanan.
"Kenapa kamu tidak makan?" tanya Hinata, "Oh, itu aku sedang melakukan diet khusus." jawab Sasuke. "Hm, begitu ya." balas Hinata. "Tak perlu fikirkan aku, Kau makan saja." kata Sasuke, Hinata mengangguk pelan. "Terima kasih lagi, Sasuke." kata Hinata, Sasuke membalasnya dengan senyuman kecil.
.
"Eh, Hinata? mau tidak nanti malam temani aku membeli pakaian?" tanya Sakura, "Hm, sekalian aku mau ke toko buku." jawab Hinata. "Baiklah!" balas Sakura.
.
"Hinata, menurutmu bagaimana?" tanya Sakura sambil memperlihatkan pakaian yang ia pakai. "Bagus." jawab Hinata singkat. "Kau ini, semua baju yang ku perlihatkan, semua kau bilang bagus." kata Sakura. "Mau bagaimana lagi? memang semua bagus, kok." balas Hinata. "Kamu lama sekali. Kalau begini, bisa-bisa toko bukunya sudah tutup." lanjut Hinata. "Kalau begitu kamu pergi saja ke toko buku. Aku menyusul." balas Sakura. "Hm." kata Hinata. Hinata lalu melangkah keluar toko.
.
"Terima kasih, ini uangnya." kata Hinata pada kasir. "Sama-sama, datang lagi ya." balas sang kasir, Hinata lalu tersenyum dan keluar dari toko buku itu. "Tch, Sakura ini lama sekali. Sebaiknya aku kembali saja ke toko pakaian tadi." kata Hinata. Ia lalu berjalan melewati jalan raya yang gelap dan sepi. Langkahnya terhenti ketika melihat sekumpulan pria mendekat kearahnya. Tanpa fikir panjang Hinata segera memutar balik arahnya dan berjalan cepat, para pria tadi semakin mendekat dan akhirnya mereka mencegat Hinata. "Hei nona. Kau sangat cantik, mau tidak ikut dengan kami?" tanya salah satu pria tadi. "Ma-mau apa kalian ini? b-b-biarkan aku pergi." kata Hinata, Hinata lalu memaksa menerobos namun tangannya dicekal oleh pria tadi. "Oh tidak. Jangan pergi, kalau kau tidak ingin ikut bersama kami tak apa. Kita bermain saja disini." kata yang lainnya. "Le-lepaskan." kata Hinata. Tiba-tiba...
Kriiitt...
Mereka semua menoleh kearah suara, terlihat ada sebuah mobil dan seorang pemuda diluarnya. "Sa-sasuke?" kata Hinata, hm pemuda itu adalah Sasuke. Sasuke lalu mendekat kearah mereka dan memaksa pria tadi melepaskan tangannya dari Hinata, Hinata pun terlepas. "Masuk dalam mobil, Hinata." kata Sasuke dingin sambil menatap pria tadi dengan tajam.
"Ta-tapi..."
"Masuk."
Hinata terdiam dan menuruti kata-kata Sasuke, ia pun masuk dalam mobil Sasuke. Sementara Sasuke masih menatap tajam pada kumpulan pria tadi. Sasuke mengikuti Hinata dan masuk dalam mobilnya.
"Sa-sasuke, bagaimana kamu..."
"Nanti saja tanya nya."
Sasuke menyalakan mesin mobil dan menjalankan mobilnya kearah kumpulan pria tadi dengan kencang sehingga para pria tadi menjauh dan memberi jalan pada mobil yang dikendarai Sasuke.
.
"Sasuke, bagaimana kamu bisa datang?" tanya Hinata. "Jujur saja, sejak pertama aku melihatmu, aku selalu mengikutimu kemanapun kau pergi. Dan aku hanya bisa tenang saat kau masuk ke dalam rumahmu." jawab Sasuke. "A-apa? lalu?" tanya Hinata lagi. "Aku memiliki kemampuan untuk membaca fikiran seseorang. Dan aku bisa membaca fikiran para pria tadi, aku tau apa yang akan mereka lakukan padamu." jawab Sasuke. Hinata lalu terdiam, "Terima kasih." kata Hinata.
"Kau sudah makan?" tanya Sasuke, "Belum." jawab Hinata. "Kalau begitu, kita pergi dulu ke rumah makan dekat sini." kata Sasuke, "Eh jangan! Sakura menungguku." kata Hinata. "Kirim pesan padanya kau ada perlu sebentar, jadi kau suruh dia untuk pulang duluan." balas Sasuke.
"Tapi itu, ano.."
"Kau tak punya alasan untuk menolakku. Cepat lakukan."
Hinata terdiam dan mengambil ponselnya.
To : Haruno Sakura
Sakura, kamu pulang duluan saja. Aku ada perlu sebentar.
SEND
.
"Kau yakin tidak mau makan sesuatu, tuan?" tanya pelayan restoran. "Tidak, terima kasih.'' jawab Sasuke, pelayan itu lalu mengangguk faham dan pergi memberikan pesanan.
"Kenapa kamu tidak makan?" tanya Hinata, "Oh, itu aku sedang melakukan diet khusus." jawab Sasuke. "Hm, begitu ya." balas Hinata. "Tak perlu fikirkan aku, Kau makan saja." kata Sasuke, Hinata mengangguk pelan. "Terima kasih lagi, Sasuke." kata Hinata, Sasuke membalasnya dengan senyuman kecil.
-Satu semester-
"Hey! bagaimana kalau kita pergi ke Taman Ueno untuk merayakan kebersamaan kita selama satu semester ini? kalian mau tidak?" tanya Sai, dan mendapat banyak jawaban.
"Boleh juga."
"Ide bagus!"
"Aku setuju!"
"Aku ikut!"
"Baiklah, kita rencanakan. Hari minggu nanti, bagaimana?" tanya Sai lagi. "Setuju!" balas yang lainnya.
.
"Kau ikut?" tanya Sasuke, Hinata berfikir sejenak, "Sepertinya begitu. Kamu?" kata Hinata. "Aku tidak ikut. Terlalu ramai." jawab Sasuke. "Memangnya kenapa kalau ramai?" tanya Hinata. "Ya, aku tidak suka tempat yang terlalu ramai." jawab Sasuke, "Hm, terserah kamu saja." balas Hinata.
.
-Minggu-
Taman Ueno...
"Hinata!" kata seseorang, "Eh? Naruto? kenapa kamu disini?" tanya Hinata. "Aku ikut bersama kelas kalian, aku juga ingin ikut berjalan-jalan." jawab Naruto. "Jadi kalian saling kenal ya?" tanya Chouji. "Ya, Hinata adalah sahabat kecilku." jawab Naruto. Semua lalu mengangguk faham.
.
"Kudengar kau berteman dengan Uchiha Sasuke." kata Naruto. "Iya. memang benar." balas Hinata. "Lalu? kemana dia? apa dia tidak ikut?" tanya Naruto, "Tidak, katanya terlalu ramai." jawab Hinata. "Keluarga Uchiha memang begitu." kata Naruto. "He? maksudmu?" tanya Hinata. "Ya, kalau tempat panas dan ramai. Mereka tidak pernah muncul, ini hanya cerita kuno. Kisahnya nenek moyang keluarga Uchiha itu pernah di gigit seorang vampir. Entah bagaimana mereka sekarang, entah manusia atau..."
"Vampir?"
Naruto mengangguk pelan, sementara Hinata terdiam. "Tapi itu hanya cerita kuno. Entah benar atau tidak, ya kan?" kata Naruto, dibalas dengan senyuman kecut oleh Hinata.
.
.
-Malam-
"Sasuke adalah vampir? mana mungkin." kata Hinata. Ia melirik kearah Sakura yang telah tertidur pulas. Hinata lalu mengambil laptopnya dan membuka internet.
VAMPIR-searching...
Tangan Hinata gemetar ketika membaca artikel demi artikel. Dan lebih terkejut ketika ia menemukan kata-kata, "Vampir memiliki darah yang dingin." Hinata jadi mengingat kembali saat Sasuke menyentuh pundaknya, tangan Sasuke sangat dingin, sedingin es. "Vampir sangat cepat." Hinata kembali mengingat saat Sasuke menangkap telur yang akan jatuh saat di peternakan. "Vampir juga sangat kuat." Ini yang membuat Hinata yakin kalau Sasuke benar-benar vampir. Saat hari pertama masuk sekolah, Sasuke menyelamatkannya yang akan tertabrak mobil. Sampai-sampai mobil itu penyok. "Dan vampir itu abadi."
Hinata lalu mematikan laptopnya dan matanya mulai berkaca-kaca. "Sa-sasuke, tidak mungkin." kata Hinata.
.
.
-Keesokan harinya-
"Hinata"
Hinata menoleh kearah suara, "Hm, kamu sudah datang." kata Hinata. Hinata telah meminta Sasuke untuk datang ke hutan dekat gunung yang tak jauh dari sekolahnya. Dan sekarang, mereka sudah ada disana.
"Bisa kau katakan alasanmu memintaku kesini?" tanya Sasuke. Hinata terdiam dan tangannya mulai gemetar, "B-b-be-berjanjilah padaku, ka-kamu tidak akan marah." kata Hinata, "Hm, katakanlah apa yang ingin kau katakan." balas Sasuke. Hinata lalu berbalik membelakangi Sasuke.
"Berapa usiamu sekarang?" tanya Hinata, "17 tahun." jawab Sasuke, "Se-sejak kapan kamu hidup?" tanya Hinata lagi. "Sejak 17 tahun yang lalu." jawab Sasuke.
"Sa-sasuke, aku tau siapa kamu sebenarnya." kata Hinata, Sasuke membulatkan matanya, "Maksudmu?" tanya Sasuke pura-pura. "A-aku tau kalau kamu, ka-kamu bukan manusia." jawab Hinata. Sasuke lalu mendekat kearah Hinata dan membalikkan tubuh Hinata menghadapnya, "Lalu apa?" tanya Sasuke sambil menatap Hinata tajam.
"Ka-kamu adalah, kamu..."
"Katakan."
"Vampir." jawab Hinata, Sasuke makin menatap Hinata dengan sangat tajam menusuk. "Apa buktimu kalau aku vampir?" tanya Sasuke, "A-aku tau karena kamu tidak pernah muncul dibawah sinar matahari, tanganmu dingin seperti es, kamu sangat cepat, dan kamu sa-sangat kuat. Itu berdasarkan peristiwa yang aku alami bersamamu." jawab Hinata. Sasuke tersenyum kecut, lalu tiba-tiba Sasuke menggendongnya dan membawanya berlari secepat kilat kearah gunung.
"Eh? Sasuke kita akan kemana? turunkan aku!" kata Hinata mulai panik, "Aku akan membawamu kesuatu tempat, aku akan menjelaskan semuanya padamu." jawab Sasuke.
.
Sampailah mereka di puncak gunung, "Aku dan keluargaku tak pernah muncul dibawah sinar matahari, karena jika kami muncul maka orang-orang akan melihat kami berbeda." kata Sasuke, "Berbeda?" tanya Hinata, "Ya, berbeda. Lihat ini." kata Sasuke, Sasuke lalu membuka beberapa kancing bajunya dan melangkah mendekati sinar matahari. Tiba-tiba kulit Sasuke berkilau bagaikan berlian.
"Sasuke.. Kamu.."
"Inilah aku, seorang monster, vampir."
Hinata menutup mulutnya, tak percaya dengan pengakuan Sasuke. "Dan seharusnya, aku tidak disini bersamamu." kata Sasuke, Sasuke lalu menghilang dengan tiba-tiba. Hinata menoleh kesana kemari mencari sosok Sasuke.
"Kita harusnya tidak saling kenal."
Hinata menoleh, dan mendapati Sasuke dibelakangnya. Dan Sasuke kembali menghilang.
"Tak seharusnya aku mengakui pada manusia tentang diriku yang sebenarnya."
Hinata menoleh lagi, dan melihat Sasuke diatas pohon. Hinata lalu menghampiri Sasuke, tapi Sasuke menghilang lagi dan muncul di antara 2 batu besar. Hinata berlari mendekati Sasuke dan memegang tangannya. "Jangan pergi lagi." kata Hinata, "Aku lelah mengejarmu." lanjut Hinata. "Kau takut padaku?" tanya Sasuke, Hinata menatap Sasuke. "Tidak." jawab Hinata. "Jawab pertanyaan yang paling mendasar. Apa yang kami makan?" kata Sasuke, "Darah, tapi aku percaya kamu tak akan melukai aku." jawab Hinata. Sasuke tersenyum kecil.
Sasuke mengapit tubuh Hinata diantara dirinya dan batu besar disana dan mengunci pergerakan Hinata dengan kedua tangannya. Hinata menunduk, "B-ba-baik-baiklah, a-aku takut sekarang." kata Hinata. Sasuke tersenyum, ia lalu mengecup kening Hinata.
"Aku memiliki kemampuan membaca fikiran. Semua yang ada disini bisa ku baca, burung, kupu-kupu dan yang lainnya. Tapi saat ku baca fikiranmu, tidak ada apa-apa. Menyebalkan rasanya tidak bisa membaca fikiranmu." kata Sasuke. Sasuke menatap Hinata dalam, sementara Hinata masih menunduk sambil terdiam. Lalu Sasuke mengangkat dan merangkum pipi Hinata lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Hinata, dan terjadilah ciuman diantara mereka berdua.
.
Sasuke menidurkan Hinata diatas rumput dan ia pun ikut tidur diatas rumputnya. "Jadi?" tanya Sasuke, "Apa?" tanya Hinata balik. "Setelah kau tau kalau aku adalah vampir, apa kau akan menerimaku?" tanya Sasuke. Belum sempat Hinata menjawab, sinar matahari sudah ada diatas mereka. Hinata menoleh kearah sinar matahari itu kemudian kearah Sasuke yang sudah berkilau bagaikan berlian. Sasuke tersenyum dan menutup matanya perlahan.
.
Hinata pof
Aku Hinata, 3 hal yang positif bagiku saat ini. Pertama, Sasuke itu vampir, kedua, Sasuke mencintaiku, dan ketiga, aku juga mencintai Sasuke.
End Hinata pof
Hinata berjalan menatap kearah jendela, terlihat Sasuke sedang tersenyum dan bersandar dimobilnya. Hari ini Sasuke akan mengajak Hinata untuk menemui keluarganya Sasuke, keluarga Uchiha. Bukan keluarga Sasuke yang membuat Hinata canggung untuk datang karena mereka vampir, bahkan mereka yang meminta Hinata datang. Membuat Hinata harus berjuang untuk meminta izin kepada Sakura, itulah yang sulit. Awalnya Sakura tidak memberi izin, tapi Sasuke berhasil meyakinkan Sakura.
"Orang rumahmu itu seperti apa?" tanya Hinata, "Hm, mereka sangat baik dalam hal kerjasama walau beda pendapat." jawab Sasuke, Hinata lalu teringat sesuatu dan kemudian terdiam. Sasuke lalu menoleh kearah Hinata, "Kenapa?" tanya Sasuke. Hinata melirik Sasuke.
"Apakah keluargamu semuanya vampir?"
Sasuke tersenyum kecil mendengar pertanyaan Hinata. "Ya, mereka semua vampir. Tapi kau tenang saja, mereka dan aku adalah vampir vegetarian dan kami tidak minum darah manusia. Ayah kami telah melatih kami untuk tidak tergoda oleh darah manusia demi keselamatan kami sendiri." jawab Sasuke, "Kenapa begitu?" tanya Hinata lagi. Sasuke kemudian terdiam.
"Keluarga Uchiha telah membuat perjanjian dengan werewolf untuk tidak minum darah manusia. Kalau salah satu dari kami melakukannya, para werewolf itu perlahan akan membantai kami. Secepat apapun kami lari, para werewolf akan tetap bisa mengejar kami, werewolf adalah makhluk tercepat."
"Hn." balas Sasuke, "Ini ibuku, Uchiha Mikoto. Ibu, ini Hinata." lanjut Sasuke, Mikoto tersenyum. "Jadi ini, manusia yang kau maksudkan?" tanya Mikoto, "Hn." jawab Sasuke singkat. "Baiklah, pergilah kelapangan. Semuanya sedang bermain baseball disana." kata Mikoto. Dibalas dengan anggukan kepala Sasuke.
.
Buk... suara pukulan bola baseball, "Pukulan yang bagus." kata Fugaku, ayah Sasuke pada Izuna. "Tentu saja, aku sudah berlatih banyak untuk pukulan ini." balas Izuna
"Lalu siapa yang akan mengambil bola itu, hm?"
Mereka menoleh kearah suara dan terlihatlah Sasuke bersama Hinata. "Ah, itu dia. Sasuke bersama manusia-nya." kata Naori, sepupu Sasuke. Naori lalu mendekat dan menjabat tangan Hinata. "Aku Uchiha Naori, sepupu Sasuke." kata Naori, Hinata sedikit tidak nyaman karena tangan Naori begitu dingin bagaikan es sama seperti Sasuke, ya mereka kan vampir.
"A-ano, aku Hinata." balas Hinata, "Nama yang indah." balas seseorang, itu Hikaku, suami Naori. "Terima kasih." balas Hinata. "Sasuke benar, bau tubuhmu sangat enak." kata Hikaku, "Hikaku..." kata Naori tajam, membuat Hikaku tertawa garing.
"Mulai sekarang kau adalah anggota keluarga kami." kata Fugaku, ayah Sasuke. Hinata lalu tersenyum simpul. Di sisi lain Izuna menatap Hinata dalam sambil meneguk ludahnya, Sarada memegangi tangan Izuna. "Ini Izuna, dia adalah anggota kami yang baru jadi ini mungkin sedikit sulit untuknya." kata Fugaku.
"Kita harus pergi." kata Naori tiba-tiba. "Kenapa?" tanya Hinata. "Mereka datang!" kata Naori lagi.
"Sebaiknya kita pergi." kata Fugaku, "Ke-kenapa?" tanya Hinata. "Naori punya kemapuan melihat masa depan. Kita harus pergi." jawab Sasuke. "Mereka semakin dekat!" kata Naori lagi.
"Aku kira kalian punya sesuatu di wilayah kami."
Semua yang ada disana menoleh kearah suara, dan ternyata ada 3 orang vampir disana, Juugo, Karin, dan Suigetsu.
"Urai rambutmu." bisik Sasuke, Hinata menatap Sasuke heran. "Kenapa?" tanya Hinata. "Urai saja!" jawab Sasuke, Hinata lalu mengangguk paham.
.
.
-Keesokan harinya-
"Hinata"
Hinata menoleh kearah suara, "Hm, kamu sudah datang." kata Hinata. Hinata telah meminta Sasuke untuk datang ke hutan dekat gunung yang tak jauh dari sekolahnya. Dan sekarang, mereka sudah ada disana.
"Bisa kau katakan alasanmu memintaku kesini?" tanya Sasuke. Hinata terdiam dan tangannya mulai gemetar, "B-b-be-berjanjilah padaku, ka-kamu tidak akan marah." kata Hinata, "Hm, katakanlah apa yang ingin kau katakan." balas Sasuke. Hinata lalu berbalik membelakangi Sasuke.
"Berapa usiamu sekarang?" tanya Hinata, "17 tahun." jawab Sasuke, "Se-sejak kapan kamu hidup?" tanya Hinata lagi. "Sejak 17 tahun yang lalu." jawab Sasuke.
"Sa-sasuke, aku tau siapa kamu sebenarnya." kata Hinata, Sasuke membulatkan matanya, "Maksudmu?" tanya Sasuke pura-pura. "A-aku tau kalau kamu, ka-kamu bukan manusia." jawab Hinata. Sasuke lalu mendekat kearah Hinata dan membalikkan tubuh Hinata menghadapnya, "Lalu apa?" tanya Sasuke sambil menatap Hinata tajam.
"Ka-kamu adalah, kamu..."
"Katakan."
"Vampir." jawab Hinata, Sasuke makin menatap Hinata dengan sangat tajam menusuk. "Apa buktimu kalau aku vampir?" tanya Sasuke, "A-aku tau karena kamu tidak pernah muncul dibawah sinar matahari, tanganmu dingin seperti es, kamu sangat cepat, dan kamu sa-sangat kuat. Itu berdasarkan peristiwa yang aku alami bersamamu." jawab Hinata. Sasuke tersenyum kecut, lalu tiba-tiba Sasuke menggendongnya dan membawanya berlari secepat kilat kearah gunung.
"Eh? Sasuke kita akan kemana? turunkan aku!" kata Hinata mulai panik, "Aku akan membawamu kesuatu tempat, aku akan menjelaskan semuanya padamu." jawab Sasuke.
.
Sampailah mereka di puncak gunung, "Aku dan keluargaku tak pernah muncul dibawah sinar matahari, karena jika kami muncul maka orang-orang akan melihat kami berbeda." kata Sasuke, "Berbeda?" tanya Hinata, "Ya, berbeda. Lihat ini." kata Sasuke, Sasuke lalu membuka beberapa kancing bajunya dan melangkah mendekati sinar matahari. Tiba-tiba kulit Sasuke berkilau bagaikan berlian.
"Sasuke.. Kamu.."
"Inilah aku, seorang monster, vampir."
Hinata menutup mulutnya, tak percaya dengan pengakuan Sasuke. "Dan seharusnya, aku tidak disini bersamamu." kata Sasuke, Sasuke lalu menghilang dengan tiba-tiba. Hinata menoleh kesana kemari mencari sosok Sasuke.
"Kita harusnya tidak saling kenal."
Hinata menoleh, dan mendapati Sasuke dibelakangnya. Dan Sasuke kembali menghilang.
"Tak seharusnya aku mengakui pada manusia tentang diriku yang sebenarnya."
Hinata menoleh lagi, dan melihat Sasuke diatas pohon. Hinata lalu menghampiri Sasuke, tapi Sasuke menghilang lagi dan muncul di antara 2 batu besar. Hinata berlari mendekati Sasuke dan memegang tangannya. "Jangan pergi lagi." kata Hinata, "Aku lelah mengejarmu." lanjut Hinata. "Kau takut padaku?" tanya Sasuke, Hinata menatap Sasuke. "Tidak." jawab Hinata. "Jawab pertanyaan yang paling mendasar. Apa yang kami makan?" kata Sasuke, "Darah, tapi aku percaya kamu tak akan melukai aku." jawab Hinata. Sasuke tersenyum kecil.
Sasuke mengapit tubuh Hinata diantara dirinya dan batu besar disana dan mengunci pergerakan Hinata dengan kedua tangannya. Hinata menunduk, "B-ba-baik-baiklah, a-aku takut sekarang." kata Hinata. Sasuke tersenyum, ia lalu mengecup kening Hinata.
"Aku memiliki kemampuan membaca fikiran. Semua yang ada disini bisa ku baca, burung, kupu-kupu dan yang lainnya. Tapi saat ku baca fikiranmu, tidak ada apa-apa. Menyebalkan rasanya tidak bisa membaca fikiranmu." kata Sasuke. Sasuke menatap Hinata dalam, sementara Hinata masih menunduk sambil terdiam. Lalu Sasuke mengangkat dan merangkum pipi Hinata lalu mendekatkan bibirnya pada bibir Hinata, dan terjadilah ciuman diantara mereka berdua.
.
Sasuke menidurkan Hinata diatas rumput dan ia pun ikut tidur diatas rumputnya. "Jadi?" tanya Sasuke, "Apa?" tanya Hinata balik. "Setelah kau tau kalau aku adalah vampir, apa kau akan menerimaku?" tanya Sasuke. Belum sempat Hinata menjawab, sinar matahari sudah ada diatas mereka. Hinata menoleh kearah sinar matahari itu kemudian kearah Sasuke yang sudah berkilau bagaikan berlian. Sasuke tersenyum dan menutup matanya perlahan.
.
Hinata pof
Aku Hinata, 3 hal yang positif bagiku saat ini. Pertama, Sasuke itu vampir, kedua, Sasuke mencintaiku, dan ketiga, aku juga mencintai Sasuke.
End Hinata pof
Hinata berjalan menatap kearah jendela, terlihat Sasuke sedang tersenyum dan bersandar dimobilnya. Hari ini Sasuke akan mengajak Hinata untuk menemui keluarganya Sasuke, keluarga Uchiha. Bukan keluarga Sasuke yang membuat Hinata canggung untuk datang karena mereka vampir, bahkan mereka yang meminta Hinata datang. Membuat Hinata harus berjuang untuk meminta izin kepada Sakura, itulah yang sulit. Awalnya Sakura tidak memberi izin, tapi Sasuke berhasil meyakinkan Sakura.
Ditengah jalan...
"Apakah keluargamu semuanya vampir?"
Sasuke tersenyum kecil mendengar pertanyaan Hinata. "Ya, mereka semua vampir. Tapi kau tenang saja, mereka dan aku adalah vampir vegetarian dan kami tidak minum darah manusia. Ayah kami telah melatih kami untuk tidak tergoda oleh darah manusia demi keselamatan kami sendiri." jawab Sasuke, "Kenapa begitu?" tanya Hinata lagi. Sasuke kemudian terdiam.
"Keluarga Uchiha telah membuat perjanjian dengan werewolf untuk tidak minum darah manusia. Kalau salah satu dari kami melakukannya, para werewolf itu perlahan akan membantai kami. Secepat apapun kami lari, para werewolf akan tetap bisa mengejar kami, werewolf adalah makhluk tercepat."
Rumah Uchiha
"Selamat datang di rumahku, Hinata." kata Sasuke sambil mempersilahkan Hinata masuk, Hinata lalu tersenyum dan masuk kedalam rumahnya, ia melihat sekeliling rumah Sasuke yang sederhana namun sangat besar. Dan satu yang menarik perhatiannya, kumpulan ijazah SMA yang terdapat nama 'Sasuke Uchiha'. Hinata terdiam sambil menatap ijazah itu. Sasuke lalu mendekat dan menyentuh pundak Hinata. "Kenapa?" tanya Sasuke, Hinata tersenyum lembut. "Ti-tidak, aku hanya berfikir pasti berat bagimu kalau harus mengulang masa-masa SMA mu di sekolah yang berbeda-beda.'' jawab Hinata, Sasuke membalas senyumannya. "Begitulah." balas Sasuke.
"Kalian sudah datang."
Sasuke dan Hinata menoleh kearah suara secara bersamaan dan mendapati seorang wanita paruh baya tersenyum padanya.
.
Buk... suara pukulan bola baseball, "Pukulan yang bagus." kata Fugaku, ayah Sasuke pada Izuna. "Tentu saja, aku sudah berlatih banyak untuk pukulan ini." balas Izuna
"Lalu siapa yang akan mengambil bola itu, hm?"
Mereka menoleh kearah suara dan terlihatlah Sasuke bersama Hinata. "Ah, itu dia. Sasuke bersama manusia-nya." kata Naori, sepupu Sasuke. Naori lalu mendekat dan menjabat tangan Hinata. "Aku Uchiha Naori, sepupu Sasuke." kata Naori, Hinata sedikit tidak nyaman karena tangan Naori begitu dingin bagaikan es sama seperti Sasuke, ya mereka kan vampir.
"A-ano, aku Hinata." balas Hinata, "Nama yang indah." balas seseorang, itu Hikaku, suami Naori. "Terima kasih." balas Hinata. "Sasuke benar, bau tubuhmu sangat enak." kata Hikaku, "Hikaku..." kata Naori tajam, membuat Hikaku tertawa garing.
"Mulai sekarang kau adalah anggota keluarga kami." kata Fugaku, ayah Sasuke. Hinata lalu tersenyum simpul. Di sisi lain Izuna menatap Hinata dalam sambil meneguk ludahnya, Sarada memegangi tangan Izuna. "Ini Izuna, dia adalah anggota kami yang baru jadi ini mungkin sedikit sulit untuknya." kata Fugaku.
"Kita harus pergi." kata Naori tiba-tiba. "Kenapa?" tanya Hinata. "Mereka datang!" kata Naori lagi.
"Sebaiknya kita pergi." kata Fugaku, "Ke-kenapa?" tanya Hinata. "Naori punya kemapuan melihat masa depan. Kita harus pergi." jawab Sasuke. "Mereka semakin dekat!" kata Naori lagi.
"Aku kira kalian punya sesuatu di wilayah kami."
Semua yang ada disana menoleh kearah suara, dan ternyata ada 3 orang vampir disana, Juugo, Karin, dan Suigetsu.
"Urai rambutmu." bisik Sasuke, Hinata menatap Sasuke heran. "Kenapa?" tanya Hinata. "Urai saja!" jawab Sasuke, Hinata lalu mengangguk paham.
"Bermain baseball ya? kenapa tidak mengajak kami?" tanya Karin, Sarada tersenyum kecut. "Lain kali kami akan mengajak kalian." kata Sarada. "Haha, ya kalian datang terlambat." balas Hikaku, "Hm, lain kali kami akan datang lebih awal untuk bermain." balas Juugo. "Sudahlah, sudah. Kami pergi dulu." kata Suigetsu, "Baiklah." kata Fugaku. Tapi belum sampai mereka berbalik, angin kencang berhembus dan membuat rambut Hinata tertiup dan lehernya sedikit terlihat. Ketiga vampir tadi mencium bau darah Hinata dan mereka menatap Hinata seperti makanan. Hal tersebut disadari oleh keluarga Uchiha, dan mereka berpindah tempat melindungi Hinata.
"Ternyata kalian membawa makanan kesini." kata Suigetsu.
"Sasuke, bawa Hinata pergi menjauh dari sini!" kata Fugaku. Sasuke mengangguk dan menarik lengan Hinata, membawanya pergi berlari secepat kilat menuju rumah Uchiha.
.
"Kenapa kalian sudah pulang? dimana yang lainnya?" tanya Mikoto, "Keluarga Taka datang dan mengetahui kalau Hinata adalah manusia. Fugaku menyuruhku membawa Hinata pergi." jawab Sasuke, raut wajah Mikoto lalu berubah seketika mengingat bahwa keluarga Taka adalah musuh besar keluarga Uchiha. "Aku akan membantu mereka." kata Mikoto lalu secepat kilat Mikoto berlari.
"Kau akan aman disini, Hinata."
"Tidak, masih belum aman, Suigetsu telah mencium bau gadis itu, ia akan terus memburu gadis itu sampai dapat."
Sasuke dan Hinata menoleh kearah suara dan terlihat Juugo disana. "Kenapa kau disini?" tanya Sasuke, "Aku hanya ingin memperingatkanmu. Suigetsu adalah vampir yang haus darah dan ganas, dia juga bisa meniru suara siapa saja. Dan wanita itu, Karin, jangan remehkan dia.'' jawab Juugo. "Terima kasih atas informasinya." balas Sasuke, Juugo tersenyum simpul dan melesat pergi.
"Kita harus melakukan sesuatu."
.
Hinata membereskan barang-barangnya kedalam koper. Sasuke dan keluarganya menyuruh Hinata untuk pergi dari Konoha demi keselamatannya. Terlihat didepan rumah ada Sasuke dan mobilnya, sementara keluarganya mencoba mengecoh keluarga Taka sampai Hinata sudah pergi jauh bersama Sasuke.
.
Hinata dan Sasuke beristirahat disebuah tempat peristirahatan. Lalu tak lama kemudian datanglah keluarga Sasuke menyusul mereka. Mereka lalu berbincang-bincang.
"Kemana Suigetsu akan datang setelah ini?" tanya Sasuke, Naori menutup matanya.
"Ke sebuah bangunan, banyak terdapat kaca disana." jawab Naori, "Tempat apa itu?" tanya Izuna. "Itu tempat aku latihan menari saat aku kecil dulu." jawab Hinata. "Entah apa yang akan dilakukannya di tempat itu." kata Mikoto.
Namun tiba-tiba ponsel Hinata bergetar menandakan ada telpon masuk. Hinata lalu sedikit menjauh dari mereka.
"Moshi moshi?"
"Tolong ibu, Hinata."
Hinata membulatkan matanya, "I-ibu?"
"Menyedihkan sekali, ibumu ada dalam tawananku. Datanglah ke tempat latihanmu. Aku dan ibumu ada disana."
"Si-siapa kamu?"
"Suigetsu-desu."
Tut...Tut...
Dan telponnya ditutup, tubuh Hinata bergetar khawatir pada ibunya. 'Aku harus pergi.'. Hinata lalu keluar dari tempat itu dengan mengendap-endap. Ia memberhentikan sebuah taxi dan menaikinya.
.
"Suigetsu! dimana kamu? ibu?" teriak Hinata diruangan kosong tempatnya latihan. "Su..."
BRAK...
"Uh...!"
Hinata meringis, tubuhnya dengan cepat didorong ke dinding. "Akhirnya kau datang, Hinata." kata Suigetsu. "D-dimana ibuku?" tanya Hinata. "Ibumu?"
"Tolong ibu, Hinata."
Hinata membukatkan matanya, suara Suigetsu mirip seperti suara ibunya, "Ja-jadi, jadi kamu menipu aku?" tanya Hinata. "Begitulah.'' jawab Suigetsu.
"Bersiaplah untuk mati!"
Hinata berlari menghindari Suigetsu, tapi Suigetsu tiba-tiba ada dihadapannya dan mendorong tubuh Hinata dengan kasar kearah kaca, membuat Hinata menabrak kaca dan darah keluar dari tubuhnya. Suigetsu menatap darah itu dengan penuh nafsu. "Inilah yang ku inginkan!!" katanya lantang.
"Mati kau!!"
Suigetsu menoleh kearah suara. "Werewolf!!" teriak Suigetsu. Hinata menatap werewolf itu, walau ia sedang dalam keadaan setengah sadar, ia mengenali werewolf itu.
"N-Na-Naruto..."
Naruto, sahabat kecilnya adalah werewolf?
Hinata memegangi kepalanya yang terasa sakit. Pandangannya mulai kabur, ia melihat Naruto itu seperti membakar sesuatu, membakar apa? dimana Suigetsu?
"Na-Naru-ruto, ka-kamu..."
Hinata menutup matanya karena tak tahan dengan lukanya dan akhirnya tak sadarkan diri. Naruto menatap tubuh Hinata yang tak berdaya dan berlumuran darah. Ia menunduk dan menyesali apa yang telah terjadi.
"Ya, inilah aku yang sebenarnya. Uzumaki Naruto, sahabat kecilmu ini adalah seorang werewolf."
.
.
Hai minna-san... Gimana Fanfiction yang ini? typo kah? saya ngga periksa lagi, males soalnya ceritanya panjang dan bosenin. Endingnya ngga pantes ya? haha tenang-tenang, ini masih belum selesai alias masih part 1.. Rencananya mau sampai 3 part, hehe moga aja otak ku berfikir dengan cepat supaya cepat selesai ya ^^ amin...
Kirim kritik dan saran lewat komentar, oh ya komentarnya yang wajar-wajar aja. Jangan spam, ok?^^
Makasih..! tunggu ya, minna-san...
Komentar
Posting Komentar