Vampire : The End Of A Story 'Breached Of Promise'
Link part sebelumnya klik disini part 2
//Pertumbuhan Hanabi yang cepat ternyata tak sengaja terlihat oleh Momoshiki, yang akhirnya Otsutsuki bersalah faham dengan keluarga Uchiha karena mengira kalau Hanabi adalah vampir abadi dan berbahaya bagi mereka.\\
Gendre : School, Romance, Fantasy
Pairing : SasuHina
Warning!! Fic Gaje, Alur acak-acakan, Typo, FanFic Bergambar, Beradegan Kiss
Selamat membaca ^^
Vampire : The End Of A Story 'Breached Of Promise'
Masa-masa ku sebagai manusia telah berakhir. Ini mungkin sudah takdirku. Aku ditakdirkan untuk menjadi vampir bersama Sasuke dan keluarganya (Uchiha Hinata)
.
.
Hinata menatap dirinya di cermin. Matanya kini tak lagi sama, cahaya merah mengelilingi pupilnya.
"Bagaimana dengan status barumu sebagai vampir?"
Hinata menoleh dan mendapati Sasuke sedang tersenyum padanya. Hinata membalas senyumannya dan mendekat kearah Sasuke. Sasuke menahan Hinata yang akan memeluknya, ia menyentuh kedua pundak Hinata.
"Sekarang suhu badan kita sama." kata Sasuke, Hinata tersenyum, ia langsung menabrak tubuh Sasuke dan memeluknya sampai Sasuke terjatuh kebelakang. "Bahkan kau lebih kuat daripada aku." kata Sasuke. Hinata menyerigai, "Kamu bilang tak akan tega kalau mengigit aku. Tapi apa?" kata Hinata. Sasuke terkekeh, "Itu darurat." jawab Sasuke.
"Mau menemui putri kita?"
Dengan cepat Hinata langsung mengangguk. "Tapi sebelumnya, kita harus hilangkan rasa haus darah dalam tenggorokanmu." kata Sasuke, Hinata menelan ludahnya dan menyentuh tenggorokannya. "Baiklah." balas Hinata, Sasuke lalu menarik tangan Hinata dan dengan cepat mereka menghilang.
.
Sambil berlari, Hinata menatap sekelilingnya. Bunga yang mekar, laba-laba, dan kupu-kupu yang jaraknya jauh bisa ia dengar dan lihat. Tiba-tiba Hinata menghentikan larinya dan menghadapkan dirinya pada Sasuke.
"Tutup matamu." kata Sasuke, Hinata langsung memejamkan matanya, Sasuke lalu membalikkan tubuh Hinata. "Apa yang kau dengar?" tanya Sasuke. Hinata tersenyum, ia mendengar semuanya, air mengalir, kelinci, dan rusa. Hinata lalu membuka matanya, "Luar biasa." katanya.
Mata Hinata dengan cepat tertuju pada seekor rusa. Ia segera mendekat sambil mengendap-endap. Sasuke tersenyum kecil.
"Lihatlah, seekor rusa." kata Hinata, ia menghirup bau darahnya, ia tampak menginginkannya. Hinata menoleh kearah Sasuke yang mengangguk pelan pertanda Hinata boleh menggigitnya.
Hinata memejamkan matanya dan mengendus bau manusia. "Manusia.." kata Hinata, ia langsung berlari mengikuti baunya sementara Sasuke mengikutinya. "Hinata, jangan!" katanya.
Inilah dia, sebuah tebing curam. Hinata mengangkat kepalanya dan terlihat seorang manusia memanjat tebing. Tanpa kata Hinata langsung memanjat tebing itu. Saat ia sudah setengah jalan, tiba-tiba suara Sasuke menghentikannya.
"Berhenti disana." kata Sasuke. Hinata menoleh, "Kita vegetarian, kendalikan dirimu." kata Sasuke, Hinata menunduk, "Aku harus pergi dari sini." kata Hinata. Sasuke tersenyum kecil.
"Aku akan membantumu."
Hinata langsung berlari, melompat dan terjun dari tebing itu meninggalkan Sasuke yang menatapnya.
"Mungkin juga tidak."
.
"Dimana Hanabi?" tanya Hinata sambil menoleh kesana-kemari. "Ada disini." jawab Naori sambil membalikkan badannya dan memperlihatkan Hanabi yang ada dalam pelukannya. Hinata tersenyum lalu mendekatinya, ia lalu mengambil Hanabi dan menggendongnya. "Kamu benar, Sasuke. Dia sangat cantik." kata Hinata dibalas dengan anggukan kepala Sasuke. Hanabi kecil lalu menyentuh pipi Hinata dan Hinata melihat dirinya dalam keadaan tak berdaya dengan kulit sangat pucat.
Hinata terkesiap dan mengedipkan matanya, "Apa ini?" tanya Hinata, Naori tersenyum. "Hanabi menunjukkan padamu hal pertama yang ia ingat tentangmu." jawab Naori, Hinata menatap Hanabi sambil tersenyum. "Begitu ya." balas Hinata.
"Sudah selesai pelukkannya." kata Naruto tiba-tiba sambil menarik Hanabi. Hinata menjauhkan Hanabi dari Naruto dan menatapnya tajam. "Apa masalahmu?" tanya Hinata dingin. "Ya...Itu...Aku..." kata Naruto terbata. Hinata memberikan Hanabi pada Sasuke, "Pegangi dia dulu." kata Hinata sambil masih terus manatap Naruto tajam.
"Ya, itu... Kau tau kan... Sesuai perjanjian, aku..."
Hinata mendorong dada Naruto dan menarik belakang lehernya kearah luar. "Ini akan menyenangkan." kata Izuna.
"Dia masih kecil! Dan kau tak berhak atas putriku, Naruto." kata Hinata geram. "Tapi Hinata itu perjanjian vampir dan serigala sejak dulu." jawab Naruto, Hinata menarik kerah baju Naruto dan menatapnya tajam menusuk. "Aku baru bertemu dan memeluknya sekali. Dan kamu mau mengambilnya dariku?" tanya Hinata dingin. "Ya...Aku..."
Bugh!
Hinata meninju Naruto sampai Naruto terpental jauh menabrak pohon, Hinata mendekatinya dan mengangkat kerah baju Naruto, ia menatap Naruto tajam. "Y-ya, baik, baiklah Hinata. A-aku tidak akan mengambilnya." kata Naruto. Hinata terdiam dan melepaskan kerah baju Naruto.
"Whoa, Hinata. Kau vampir yang tangguh. Tak semua vampir bisa lakukan itu pada werewolf." kata Hikaku. Hinata membalikkan badannya dan mendekat kearah keluarga Uchiha. "Kau meragukannya, hm?" tanya Sasuke, Hikaku terkekeh.
Hikaku mengangkat sebuah batu besar dan meletakkannya dihadapan Hinata. "Adu panco?" ajak Hikaku, Hinata menyerigai, "Tentu." jawab Hinata.
Mereka lalu meletakkan tangannya di atas batu itu dan saling berjabat, "Mulai!" kata Sarada. Hikaku menekan tangannya dan membuat tangan Hinata tertarik ke belakang. Hinata menarik nafasnya dan mendorong tangannya. Kini tangan Hikaku yang tertarik ke belakang, tangannya mengenai batu tadi sampai-sampai batunya retak. Fugaku, Mikoto, Naori, Sarada, Izuna, Sasuke dan Naruto bersorak untuk Hinata. "Kau hebat! dulu Hikaku yang paling kuat, kini dirimu!" kata Mikoto sambil memeluk Hinata, Hinata lalu membalas pelukkannya.
.
Hanabi tumbuh dengan sangat cepat. Baru beberapa bulan dia lahir, Hanabi sudah menjadi gadis kecil. Hinata dan keluarga Uchiha tentunya sangat cemas, pertumbuhan Hanabi mungkin akan membuat mereka kehilangannya.
"Dimana Hanabi?" tanya Fugaku, "Dia sedang bermain bersama Naruto di luar." jawab Sasuke. Fugaku menarik nafasnya, "Hanabi tumbuh terlalu cepat. Bagaimana ini?" tanya Fugaku, "Ini bukan berita baik untuk kita." kata Mikoto. "Berita tidak baik bagaimana?" tanya Hinata, "Hanabi akan mati dan meninggalkan kita kalau dia tumbuh secepat itu." jawab Sarada. Hinata membulatkan matanya, "Ha-hanabi?" tanya Hinata, "Ya, menurut leluhur kami." jawab Mikoto. Sasuke mendekat dan mengelus Hinata yang menunduk.
Tanpa mereka sadari, seorang gadis kecil mendengar pembicaraan mereka dari balik pintu. "Hanabi akan mati?" katanya.
Malam hari...
Hinata mengelus puncak kepala putrinya yang akan tertidur. "Ibu, apa Hanabi akan pergi meninggalkan ibu?" tanya Hanabi, Hinata menatap Hanabi "Kenapa Hanabi pergi? lagipula ibu tidak akan membiarkanmu pergi." kata Hinata. "Tapi tadi siang Hanabi mendengar kakek Fugaku bilang kalau Hanabi tumbuh terlalu cepat." jawab Hanabi, Hinata tersenyum simpul. "Kamu akan baik-baik saja, nak." kata Hinata sambil mencium kening Hanabi.
.
"Kak Naruto, ibu, lihat itu." kata Hanabi sambil menunjuk seekor kupu-kupu yang terbang. "Kau mau? ambil saja." kata Naruto, Hanabi tersenyum dan mengangguk. Hanabi lalu berlari dan melompat dengan sangat tinggi, dan akhirnya ia mendapatkan kupu-kupu itu. "Hebat, Hanabi!" kata Hinata, Hanabi lalu tersenyum dan berlari kearah Hinata. "Ini untukmu, bu." kata Hanabi. Hinata tersenyum sambil berjongkok memeluk Hanabi, "Cantik sekali, Hanabi." katanya.
"Hinata, kau cium sesuatu?" tanya Naruto, Hinata menegakkan badannya. "Ini, Otsutsuki." kata Hinata lirih, "Salah satu dari mereka disini.'' kata Naruto. "Ibu, siapa itu?" tanya Hanabi sambil menunjuk seorang perempuan. Hinata dan Naruto menoleh dan mendapati Momoshiki disana.
"Momoshiki!" teriak Naruto, Momoshiki memalingkan wajahnya dan berlari dengan cepat. "Ini tidak baik. Ayo kembali." kata Naruto. Hinata mengangguk, Naruto menggendong Hanabi dan mereka berlari kembali ke rumah Uchiha.
"Ayah!" kata Hanabi sambil berlari kearah Sasuke, Sasuke tersenyum dan menangkap Hanabi lalu menggendongnya. "Kenapa kalian sudah pulang? bukannya kalian baru saja pergi?" tanya Naori.
"Bahaya." kata Naruto. Semuanya menatap Naruto, "Kenapa?" tanya Sarada. "Momoshiki melihat Hanabi melompat sangat tinggi untuk menangkap kupu-kupu." jawab Hinata. Naori terdiam. "Momoshiki pasti mengira kalau Hanabi adalah anak abadi. Dia akan mengadukannya pada Indra, Hagoromo, Hamura dan yang lainnya. Otsutsuki akan datang untuk menyerang kita atau melenyapkan Hanabi." kata Naori, Hanabi mengeratkan pelukannya pada Sasuke dan Sasuke mengelus kepalanya. "Lalu sekarang apa?" tanya Sarada. "Kita harus mengumpulkan saksi-saksi untuk menyatakan Hanabi bukan anak abadi seperti yang mereka kira.'' kata Naori. Mereka semua mengangguk faham. "Baiklah, kita bagi tugas." kata Mikoto. "Aku dan Fugaku akan cari ke sebelah utara, Izuna dan Sarada cari ke sebelas selatan, Hikaku dan Naori akan mencari ke sebelah barat, sementara Sasuke dan Hinata tetap disini untuk menjaga Hanabi." kata Mikoto, mereka mengangguk setuju. "Oh ya Naruto, minta werewolf lain tinggal di sini untuk berjaga." lanjut Mikoto. Naruto mengangguk.
.
Di sebelah utara adalah wilayah keluarga Senju, mereka adalah kerabat dari keluarga Uchiha. Terlihatlah Tobirama melambai-lambaikan tangan pada Fugaku dan Mikoto. Mereka lalu menghampiri Tobirama, "Hey kenapa kalian kesini? ada masalah?" tanya Tobirama, Fugaku tersenyum tipis, "Ya, sebenarnya kami sedang mencari saksi untuk Otsutsuki, mereka mengira kalau Hanabi adalah anak abadi." jawab Fugaku. "Hanabi? bukannya dia anaknya Sasuke?" tanya Tobirama, "Ya, kau tau kan kalau Hanabi bukanlah anak abadi, jadi bisakah kau datang dan memberi saksi?" kata Fugaku, "Tentu, aku dan kakakku Hashirama akan datang untuk memberi saksi." jawab Tobirama, Fugaku dan Mikoto tersenyum senang, "Terima kasih." balas mereka.
.
Di sebelah selatan adalah wilayah keluarga Aburame, mereka juga adalah kerabat keluarga Uchiha. Izuna dan Sarada memperhatikan Shibi yang akan menggigit seorang manusia, ia mendorong tubuh manusia itu ke arah tembok. "Um, Aburame Shibi?" kata Izuna, Shibi lalu menoleh. "Kalian? mau apa kalian kesini?" tanya Shibi, manusia yang ia tahan lalu lari terbirit-birit, Shibi menatap kepargian makanannya. "Kami ingin bicara sesuatu padamu." kata Sarada, "Hm? bicara? kalau begitu, biarkan aku menyentap makananku dulu." kata Shibi, "Oh, ya, silahkan." jawab Sarada. Shibi menyerigai, ia langsung berlari secepat kilat dan sudah berada di depan manusia tadi, "Tidak! TIDAK!!" teriaknya, Shibi mengeluarkan taringnya dan menggiit leher manusia tadi.
"AAA~!"
Izuna terus memperhatikan Shibi sambil menelan ludah, "Kita bukan pemangsa darah manusia, kita vegetarian." kata Sarada sambil mengelus dada Izuna. Izuna mengangguk sambil memalingkan wajahnya dan menutup matanya.
"Kalian mau bilang apa?" tanya Shibi, "Begini, kami sedang mengumpulkan saksi untuk Otsutsuki." kata Sarada, "Otsutsuki? leluhur keluarga vampir? kenapa memangnya?" tanya Shibi, "Mereka mengira kalau Hanabi anaknya Sasuke adalah anak abadi." kata Sarada. "Kau mau kan?" tanya Izuna, "Tentu, kalian keluarga Uchiha adalah kerabat kami." jawab Shibi. "Aku dan anakku Shino akan datang." lanjut Shibi. Izuna dan Sarada tersenyum.
.
"Kenapa di saat-saat begini Naori dan Hikaku belum kembali?" tanya Sarada resah, "Entahlah, padahal di barat itu tidak terlalu jauh." jawab Sasuke, "Lalu sekarang bagaimana?'' tanya Shino, "Aku sarankan kita berangkat sekarang." kata Yakumo. "Ya, aku yakin mereka sudah dekat.'' balas Hashirama. "Baiklah, ayo pergi." jawab Fugaku.
.
Tibalah mereka di sebuah lapangan luas. "Saat itu Naori bilang, mereka akan ke sini." kata Hinata, "Baiklah, kita tunggu." jawab Izuna.
Beberapa menit kemudian...
"Uchiha."
Semuanya menoleh kearah suara, Otsutsuki telah tiba. "Jadi itu, anak abadinya." kata Hamura, Hanabi menarik baju Hinata dan bersembunyi di belakangnya. "Uchiha Sasuke, kau adalah ayahnya, jadi ku anggap kau terlibat." kata Indra, "Kemarilah, Uchiha Sasuke." lanjut Indra. Sasuke perlahan melepas tangan Hinata yang sejak tadi menggenggamnya dan melangkah mendekat kearah Indra. Indra adalah satu-satunya vampir yang mampu melihat dan merasakan apapun dari siapapun hanya dengan memegang tangannya, termasuk melihat dan merasakan fikiran Sasuke yang telah membaca fikiran siapa pun. Indra memegang tangan Sasuke dan menatapnya, kemudian ia tersenyum. "Luar biasa! anak setengah manusia dan setengah vampir yang di lahirkan Hinata saat masih menjadi manusia." kata Indra. "Kau boleh kembali." kata Hagoromo. Sasuke langsung berbalik dan melangkah.
"Kita akan melenyapkan anak itu." kata Indra, membuat seluruh anggota Otsutsuki tertawa penuh kemanangan. "Jangan!" kata Hinata, "Anak itu berbahaya untuk bangsa kita." kata Hagoromo. "Hanabi tidak berbahaya." kata Sasuke sambil memegang tangan Hanabi. "Anak itu berbahaya." kata Hagoromo lagi. "Kita harus melenyapkannya." kata Hamura. "Tapi kami sudah mengumpulkan saksi untuknya." kata Mikoto. "DIA BERBAHAYA UNTUK BANGSA VAMPIR!" teriak Indra.
"Hanabi tidak berbahaya."
Semuanya menoleh kearah suara. Naori langsung berjalan dengan santainya kearah Indra, "Dia tidak berbahaya, aku sudah melihatnya. Sebaiknya kau hentikan acara penyerangan terhadap kami." kata Naori sambil memberikan tangannya pada Indra. Indra lalu memegangnya dan menatap Naori. Ia lalu terdiam. "Tapi ini tidak ada artinya untukmu." kata Naori, Naori langsung melapas tangannya dan berbalik untuk kembali. Namun Hagoromo menahannya dan memegang kepala Naori.
"Lepaskan dia!" kata Fugaku, ia lalu berlari kearah mereka dan langsung diterjang Indra. Fugaku memukul Indra dan langsung dibalas yang sama oleh Indra. Indra menyerigai dan melempar tubuh Fugaku keatas dan ia melompat dan turun lagi, ditangannya ada sebuah kepala yang merupakan kepala Fugaku dan tubuh Fugaku terjatuh tanpa kepala. Indra lalu melemparkan kepala Fugaku kearah mereka. Uchiha dan para saksi membulatkan matanya ketika melihat tubuh Fugaku yang telah terbakar dan juga kepala Fugaku yang berada di depan mereka.
"Serang!"
Hinata mengangkat tubuh Hanabi dan menaikkannya ke badan Naruto yang telah menjadi serigala.
"Ibu..."
"Jaga putriku. Aku percaya padamu." kata Hinata sambil menatap Naruto dalam. Naruto mengangguk dan berlari sambil membawa Hanabi. Sementara Otsutsuki berhambur berlari menuju Uchiha dan para saksi, begitupun sebaliknya. Hagoromo dan Hamura mengejar Naruto dan Hanabi.
Hinata dan Sasuke saling berpegangan tangan dan berlari menuju Indra yang sedang tertawa puas. Para vampir dan serigala itu bertarung sementara dengan di menangkan oleh Uchiha dan lainnya, masih ada setengah anggota Otsutsuki yang masih bertahan. Kepala-kepala yang terpisah dari badannya berserakan dimana-mana.
"Kak Naruto! mereka mengikuti kita." kata Hanabi sambil menoleh kearah belakang melihat Hamura dan Hagoromo yang makin mendekat. Naruto tak merespon, ia hanya terus berlari dengan tatapan kosong.
"Kak Naruto!!" teriak Hanabi, menyadarkan Naruto kalau Hanabi tidak ada di punggungnya. Ia berbalik dan berlari menuju Hamura dan Hagoromo yang menahan Hanabi. Naruto menatap mereka dengan tajam dan menabrak mereka dengan kepalanya, sampai Hagoromo dan Hamura terpental jauh entah kemana. "Ayo naik." kata Naruto. Hanabi melompat naik ke punggung Naruto dan Naruto kembali berlari.
"Kau telah terkepung, Indra. Menyerahlah." kata Shibi, anggota Otsutsuki kini hanya tinggal Indra disana. Hikaku dan Sasuke memegangi tubuh Indra, Naori dengan cepat naik ke pundak Indra dan menarik kepalanya hingga tercabut. Mereka melempar tubuh dan kepala Indra dan membakarnya.
"Itulah masa depanmu kalau kau tidak mau berhenti." kata Naori sambil melepaskan tangannya yang sejak tadi dipegang Indra, Indra terkesiap, ia menoleh kesana kemari. Masih lengkap, anggota Uchiha, anggotanya, dan bagian tubuhnya, semuanya lengkap, ia menelan ludahnya sambil memegangi lehernya. "Tapi, dia anak abadi, akan berbahaya untuk kita." kata Indra.
"Tidak, itu bukan anak abadi."
Semuanya menoleh kearah suara, seorang pemuda berambut merah datang, "Ini adalah Sasori, makhluk yang sama seperi Hanabi. Kami datang terlambat karena mencarinya." kata Hikaku.
"Nama ku Akasuna no Sasori, usia ku 167. Seorang vampir menggoda ibuku sehingga mereka menikah, ibuku meninggal ketika melahirkanku dan ayahku pergi tanpa mengurusku." kata Sasori.
"Tidak mungkin."
"Apa yang kau makan?" tanya Indra, "Makanan manusia dan makanan vampir." jawab Sasori. "Apa kau anak abadi?" tanya Hamura. "Bukan. Aku berhenti tumbuh saat ku berusia 17 tahun." jawab Sasori. Hinata menoleh kearah Hanabi yang tersenyum senang padanya. "Sudah jelas, bukan?" tanya Naori.
Hening...
"Pergilah." kata Fugaku, Indra menatap Uchiha tajam dan pergi dengan cepat disusul oleh anggota Otsutsuki yang lainnya.
"Saksi yang bagus, Naori, Hikaku." kata Sasuke, mereka tersenyum. "Apapun untuk saudaraku." jawab Naori.
.
.
"Sekarang apa aku akan terus bersama kalian?" tanya Hanabi, semuanya tersenyum. "Tentu saja, kami takkan biarkan kau jauh dari kami." kata Mikoto sambil mencubit hidung Hanabi. Hanabi kini sudah semakin cantik, walau dia masih anak-anak.
"Tak ada kecuali aku." kata Naruto sambil mengangkat tubuh Hanabi dan berlari membawanya keluar, "Hey kau! werewolf nakal!" teriak Mikoto sambil mengejarnya. Naori tersenyum sambil menatap Naruto dan Hanabi, Sasuke yang menyadari itu langsung membaca fikirannya.
Sasuke langsung tersenyum ketika melihat Naruto, Hanabi, Hinata, dan dirinya berada di altar pernikahan dengan Naruto dan Hanabi yang memakai pakaian pengantin.
Naori menatap Sasuke dan meletakkan 1 jarinya di depan mulutnya, menandakan Sasuke untuk tidak memberitahu apaun pada siapapun.
.
Sasuke dan Hinata kini berada di sebuah kebun bunga milik Uchiha, "Bagaimana kehidupan barumu?" tanya Sasuke, Hinata mendorong tubuh Sasuke sampai Sasuke terjatuh ke belakang, Hinata menurunkan badannya dan mengunci pergerakan Sasuke. "Jangan remehkan aku. Bagaimana pun juga aku lebih kuat darimu." jawab Hinata. Sasuke menyerigai, ia membalikkan posisi mereka sehingga kini Hinata yang berada di bawah. "Sombong sekali." balas Sasuke. Ia lalu mendekatkan bibirnya dan mencium Hinata.
.
"Dimana Hanabi?" tanya Hinata sambil menoleh kesana-kemari. "Ada disini." jawab Naori sambil membalikkan badannya dan memperlihatkan Hanabi yang ada dalam pelukannya. Hinata tersenyum lalu mendekatinya, ia lalu mengambil Hanabi dan menggendongnya. "Kamu benar, Sasuke. Dia sangat cantik." kata Hinata dibalas dengan anggukan kepala Sasuke. Hanabi kecil lalu menyentuh pipi Hinata dan Hinata melihat dirinya dalam keadaan tak berdaya dengan kulit sangat pucat.
Hinata terkesiap dan mengedipkan matanya, "Apa ini?" tanya Hinata, Naori tersenyum. "Hanabi menunjukkan padamu hal pertama yang ia ingat tentangmu." jawab Naori, Hinata menatap Hanabi sambil tersenyum. "Begitu ya." balas Hinata.
"Sudah selesai pelukkannya." kata Naruto tiba-tiba sambil menarik Hanabi. Hinata menjauhkan Hanabi dari Naruto dan menatapnya tajam. "Apa masalahmu?" tanya Hinata dingin. "Ya...Itu...Aku..." kata Naruto terbata. Hinata memberikan Hanabi pada Sasuke, "Pegangi dia dulu." kata Hinata sambil masih terus manatap Naruto tajam.
"Ya, itu... Kau tau kan... Sesuai perjanjian, aku..."
Hinata mendorong dada Naruto dan menarik belakang lehernya kearah luar. "Ini akan menyenangkan." kata Izuna.
"Dia masih kecil! Dan kau tak berhak atas putriku, Naruto." kata Hinata geram. "Tapi Hinata itu perjanjian vampir dan serigala sejak dulu." jawab Naruto, Hinata menarik kerah baju Naruto dan menatapnya tajam menusuk. "Aku baru bertemu dan memeluknya sekali. Dan kamu mau mengambilnya dariku?" tanya Hinata dingin. "Ya...Aku..."
Bugh!
Hinata meninju Naruto sampai Naruto terpental jauh menabrak pohon, Hinata mendekatinya dan mengangkat kerah baju Naruto, ia menatap Naruto tajam. "Y-ya, baik, baiklah Hinata. A-aku tidak akan mengambilnya." kata Naruto. Hinata terdiam dan melepaskan kerah baju Naruto.
"Whoa, Hinata. Kau vampir yang tangguh. Tak semua vampir bisa lakukan itu pada werewolf." kata Hikaku. Hinata membalikkan badannya dan mendekat kearah keluarga Uchiha. "Kau meragukannya, hm?" tanya Sasuke, Hikaku terkekeh.
Hikaku mengangkat sebuah batu besar dan meletakkannya dihadapan Hinata. "Adu panco?" ajak Hikaku, Hinata menyerigai, "Tentu." jawab Hinata.
Mereka lalu meletakkan tangannya di atas batu itu dan saling berjabat, "Mulai!" kata Sarada. Hikaku menekan tangannya dan membuat tangan Hinata tertarik ke belakang. Hinata menarik nafasnya dan mendorong tangannya. Kini tangan Hikaku yang tertarik ke belakang, tangannya mengenai batu tadi sampai-sampai batunya retak. Fugaku, Mikoto, Naori, Sarada, Izuna, Sasuke dan Naruto bersorak untuk Hinata. "Kau hebat! dulu Hikaku yang paling kuat, kini dirimu!" kata Mikoto sambil memeluk Hinata, Hinata lalu membalas pelukkannya.
.
Hanabi tumbuh dengan sangat cepat. Baru beberapa bulan dia lahir, Hanabi sudah menjadi gadis kecil. Hinata dan keluarga Uchiha tentunya sangat cemas, pertumbuhan Hanabi mungkin akan membuat mereka kehilangannya.
"Dimana Hanabi?" tanya Fugaku, "Dia sedang bermain bersama Naruto di luar." jawab Sasuke. Fugaku menarik nafasnya, "Hanabi tumbuh terlalu cepat. Bagaimana ini?" tanya Fugaku, "Ini bukan berita baik untuk kita." kata Mikoto. "Berita tidak baik bagaimana?" tanya Hinata, "Hanabi akan mati dan meninggalkan kita kalau dia tumbuh secepat itu." jawab Sarada. Hinata membulatkan matanya, "Ha-hanabi?" tanya Hinata, "Ya, menurut leluhur kami." jawab Mikoto. Sasuke mendekat dan mengelus Hinata yang menunduk.
Tanpa mereka sadari, seorang gadis kecil mendengar pembicaraan mereka dari balik pintu. "Hanabi akan mati?" katanya.
Malam hari...
Hinata mengelus puncak kepala putrinya yang akan tertidur. "Ibu, apa Hanabi akan pergi meninggalkan ibu?" tanya Hanabi, Hinata menatap Hanabi "Kenapa Hanabi pergi? lagipula ibu tidak akan membiarkanmu pergi." kata Hinata. "Tapi tadi siang Hanabi mendengar kakek Fugaku bilang kalau Hanabi tumbuh terlalu cepat." jawab Hanabi, Hinata tersenyum simpul. "Kamu akan baik-baik saja, nak." kata Hinata sambil mencium kening Hanabi.
.
"Kak Naruto, ibu, lihat itu." kata Hanabi sambil menunjuk seekor kupu-kupu yang terbang. "Kau mau? ambil saja." kata Naruto, Hanabi tersenyum dan mengangguk. Hanabi lalu berlari dan melompat dengan sangat tinggi, dan akhirnya ia mendapatkan kupu-kupu itu. "Hebat, Hanabi!" kata Hinata, Hanabi lalu tersenyum dan berlari kearah Hinata. "Ini untukmu, bu." kata Hanabi. Hinata tersenyum sambil berjongkok memeluk Hanabi, "Cantik sekali, Hanabi." katanya.
"Hinata, kau cium sesuatu?" tanya Naruto, Hinata menegakkan badannya. "Ini, Otsutsuki." kata Hinata lirih, "Salah satu dari mereka disini.'' kata Naruto. "Ibu, siapa itu?" tanya Hanabi sambil menunjuk seorang perempuan. Hinata dan Naruto menoleh dan mendapati Momoshiki disana.
"Momoshiki!" teriak Naruto, Momoshiki memalingkan wajahnya dan berlari dengan cepat. "Ini tidak baik. Ayo kembali." kata Naruto. Hinata mengangguk, Naruto menggendong Hanabi dan mereka berlari kembali ke rumah Uchiha.
"Ayah!" kata Hanabi sambil berlari kearah Sasuke, Sasuke tersenyum dan menangkap Hanabi lalu menggendongnya. "Kenapa kalian sudah pulang? bukannya kalian baru saja pergi?" tanya Naori.
"Bahaya." kata Naruto. Semuanya menatap Naruto, "Kenapa?" tanya Sarada. "Momoshiki melihat Hanabi melompat sangat tinggi untuk menangkap kupu-kupu." jawab Hinata. Naori terdiam. "Momoshiki pasti mengira kalau Hanabi adalah anak abadi. Dia akan mengadukannya pada Indra, Hagoromo, Hamura dan yang lainnya. Otsutsuki akan datang untuk menyerang kita atau melenyapkan Hanabi." kata Naori, Hanabi mengeratkan pelukannya pada Sasuke dan Sasuke mengelus kepalanya. "Lalu sekarang apa?" tanya Sarada. "Kita harus mengumpulkan saksi-saksi untuk menyatakan Hanabi bukan anak abadi seperti yang mereka kira.'' kata Naori. Mereka semua mengangguk faham. "Baiklah, kita bagi tugas." kata Mikoto. "Aku dan Fugaku akan cari ke sebelah utara, Izuna dan Sarada cari ke sebelas selatan, Hikaku dan Naori akan mencari ke sebelah barat, sementara Sasuke dan Hinata tetap disini untuk menjaga Hanabi." kata Mikoto, mereka mengangguk setuju. "Oh ya Naruto, minta werewolf lain tinggal di sini untuk berjaga." lanjut Mikoto. Naruto mengangguk.
.
Di sebelah utara adalah wilayah keluarga Senju, mereka adalah kerabat dari keluarga Uchiha. Terlihatlah Tobirama melambai-lambaikan tangan pada Fugaku dan Mikoto. Mereka lalu menghampiri Tobirama, "Hey kenapa kalian kesini? ada masalah?" tanya Tobirama, Fugaku tersenyum tipis, "Ya, sebenarnya kami sedang mencari saksi untuk Otsutsuki, mereka mengira kalau Hanabi adalah anak abadi." jawab Fugaku. "Hanabi? bukannya dia anaknya Sasuke?" tanya Tobirama, "Ya, kau tau kan kalau Hanabi bukanlah anak abadi, jadi bisakah kau datang dan memberi saksi?" kata Fugaku, "Tentu, aku dan kakakku Hashirama akan datang untuk memberi saksi." jawab Tobirama, Fugaku dan Mikoto tersenyum senang, "Terima kasih." balas mereka.
.
Di sebelah selatan adalah wilayah keluarga Aburame, mereka juga adalah kerabat keluarga Uchiha. Izuna dan Sarada memperhatikan Shibi yang akan menggigit seorang manusia, ia mendorong tubuh manusia itu ke arah tembok. "Um, Aburame Shibi?" kata Izuna, Shibi lalu menoleh. "Kalian? mau apa kalian kesini?" tanya Shibi, manusia yang ia tahan lalu lari terbirit-birit, Shibi menatap kepargian makanannya. "Kami ingin bicara sesuatu padamu." kata Sarada, "Hm? bicara? kalau begitu, biarkan aku menyentap makananku dulu." kata Shibi, "Oh, ya, silahkan." jawab Sarada. Shibi menyerigai, ia langsung berlari secepat kilat dan sudah berada di depan manusia tadi, "Tidak! TIDAK!!" teriaknya, Shibi mengeluarkan taringnya dan menggiit leher manusia tadi.
"AAA~!"
Izuna terus memperhatikan Shibi sambil menelan ludah, "Kita bukan pemangsa darah manusia, kita vegetarian." kata Sarada sambil mengelus dada Izuna. Izuna mengangguk sambil memalingkan wajahnya dan menutup matanya.
"Kalian mau bilang apa?" tanya Shibi, "Begini, kami sedang mengumpulkan saksi untuk Otsutsuki." kata Sarada, "Otsutsuki? leluhur keluarga vampir? kenapa memangnya?" tanya Shibi, "Mereka mengira kalau Hanabi anaknya Sasuke adalah anak abadi." kata Sarada. "Kau mau kan?" tanya Izuna, "Tentu, kalian keluarga Uchiha adalah kerabat kami." jawab Shibi. "Aku dan anakku Shino akan datang." lanjut Shibi. Izuna dan Sarada tersenyum.
.
"Kenapa di saat-saat begini Naori dan Hikaku belum kembali?" tanya Sarada resah, "Entahlah, padahal di barat itu tidak terlalu jauh." jawab Sasuke, "Lalu sekarang bagaimana?'' tanya Shino, "Aku sarankan kita berangkat sekarang." kata Yakumo. "Ya, aku yakin mereka sudah dekat.'' balas Hashirama. "Baiklah, ayo pergi." jawab Fugaku.
.
Tibalah mereka di sebuah lapangan luas. "Saat itu Naori bilang, mereka akan ke sini." kata Hinata, "Baiklah, kita tunggu." jawab Izuna.
Beberapa menit kemudian...
"Uchiha."
Semuanya menoleh kearah suara, Otsutsuki telah tiba. "Jadi itu, anak abadinya." kata Hamura, Hanabi menarik baju Hinata dan bersembunyi di belakangnya. "Uchiha Sasuke, kau adalah ayahnya, jadi ku anggap kau terlibat." kata Indra, "Kemarilah, Uchiha Sasuke." lanjut Indra. Sasuke perlahan melepas tangan Hinata yang sejak tadi menggenggamnya dan melangkah mendekat kearah Indra. Indra adalah satu-satunya vampir yang mampu melihat dan merasakan apapun dari siapapun hanya dengan memegang tangannya, termasuk melihat dan merasakan fikiran Sasuke yang telah membaca fikiran siapa pun. Indra memegang tangan Sasuke dan menatapnya, kemudian ia tersenyum. "Luar biasa! anak setengah manusia dan setengah vampir yang di lahirkan Hinata saat masih menjadi manusia." kata Indra. "Kau boleh kembali." kata Hagoromo. Sasuke langsung berbalik dan melangkah.
"Kita akan melenyapkan anak itu." kata Indra, membuat seluruh anggota Otsutsuki tertawa penuh kemanangan. "Jangan!" kata Hinata, "Anak itu berbahaya untuk bangsa kita." kata Hagoromo. "Hanabi tidak berbahaya." kata Sasuke sambil memegang tangan Hanabi. "Anak itu berbahaya." kata Hagoromo lagi. "Kita harus melenyapkannya." kata Hamura. "Tapi kami sudah mengumpulkan saksi untuknya." kata Mikoto. "DIA BERBAHAYA UNTUK BANGSA VAMPIR!" teriak Indra.
"Hanabi tidak berbahaya."
Semuanya menoleh kearah suara. Naori langsung berjalan dengan santainya kearah Indra, "Dia tidak berbahaya, aku sudah melihatnya. Sebaiknya kau hentikan acara penyerangan terhadap kami." kata Naori sambil memberikan tangannya pada Indra. Indra lalu memegangnya dan menatap Naori. Ia lalu terdiam. "Tapi ini tidak ada artinya untukmu." kata Naori, Naori langsung melapas tangannya dan berbalik untuk kembali. Namun Hagoromo menahannya dan memegang kepala Naori.
"Lepaskan dia!" kata Fugaku, ia lalu berlari kearah mereka dan langsung diterjang Indra. Fugaku memukul Indra dan langsung dibalas yang sama oleh Indra. Indra menyerigai dan melempar tubuh Fugaku keatas dan ia melompat dan turun lagi, ditangannya ada sebuah kepala yang merupakan kepala Fugaku dan tubuh Fugaku terjatuh tanpa kepala. Indra lalu melemparkan kepala Fugaku kearah mereka. Uchiha dan para saksi membulatkan matanya ketika melihat tubuh Fugaku yang telah terbakar dan juga kepala Fugaku yang berada di depan mereka.
"Serang!"
Hinata mengangkat tubuh Hanabi dan menaikkannya ke badan Naruto yang telah menjadi serigala.
"Ibu..."
"Jaga putriku. Aku percaya padamu." kata Hinata sambil menatap Naruto dalam. Naruto mengangguk dan berlari sambil membawa Hanabi. Sementara Otsutsuki berhambur berlari menuju Uchiha dan para saksi, begitupun sebaliknya. Hagoromo dan Hamura mengejar Naruto dan Hanabi.
Hinata dan Sasuke saling berpegangan tangan dan berlari menuju Indra yang sedang tertawa puas. Para vampir dan serigala itu bertarung sementara dengan di menangkan oleh Uchiha dan lainnya, masih ada setengah anggota Otsutsuki yang masih bertahan. Kepala-kepala yang terpisah dari badannya berserakan dimana-mana.
"Kak Naruto! mereka mengikuti kita." kata Hanabi sambil menoleh kearah belakang melihat Hamura dan Hagoromo yang makin mendekat. Naruto tak merespon, ia hanya terus berlari dengan tatapan kosong.
"Kak Naruto!!" teriak Hanabi, menyadarkan Naruto kalau Hanabi tidak ada di punggungnya. Ia berbalik dan berlari menuju Hamura dan Hagoromo yang menahan Hanabi. Naruto menatap mereka dengan tajam dan menabrak mereka dengan kepalanya, sampai Hagoromo dan Hamura terpental jauh entah kemana. "Ayo naik." kata Naruto. Hanabi melompat naik ke punggung Naruto dan Naruto kembali berlari.
"Kau telah terkepung, Indra. Menyerahlah." kata Shibi, anggota Otsutsuki kini hanya tinggal Indra disana. Hikaku dan Sasuke memegangi tubuh Indra, Naori dengan cepat naik ke pundak Indra dan menarik kepalanya hingga tercabut. Mereka melempar tubuh dan kepala Indra dan membakarnya.
"Itulah masa depanmu kalau kau tidak mau berhenti." kata Naori sambil melepaskan tangannya yang sejak tadi dipegang Indra, Indra terkesiap, ia menoleh kesana kemari. Masih lengkap, anggota Uchiha, anggotanya, dan bagian tubuhnya, semuanya lengkap, ia menelan ludahnya sambil memegangi lehernya. "Tapi, dia anak abadi, akan berbahaya untuk kita." kata Indra.
"Tidak, itu bukan anak abadi."
Semuanya menoleh kearah suara, seorang pemuda berambut merah datang, "Ini adalah Sasori, makhluk yang sama seperi Hanabi. Kami datang terlambat karena mencarinya." kata Hikaku.
"Nama ku Akasuna no Sasori, usia ku 167. Seorang vampir menggoda ibuku sehingga mereka menikah, ibuku meninggal ketika melahirkanku dan ayahku pergi tanpa mengurusku." kata Sasori.
"Tidak mungkin."
"Apa yang kau makan?" tanya Indra, "Makanan manusia dan makanan vampir." jawab Sasori. "Apa kau anak abadi?" tanya Hamura. "Bukan. Aku berhenti tumbuh saat ku berusia 17 tahun." jawab Sasori. Hinata menoleh kearah Hanabi yang tersenyum senang padanya. "Sudah jelas, bukan?" tanya Naori.
Hening...
"Pergilah." kata Fugaku, Indra menatap Uchiha tajam dan pergi dengan cepat disusul oleh anggota Otsutsuki yang lainnya.
"Saksi yang bagus, Naori, Hikaku." kata Sasuke, mereka tersenyum. "Apapun untuk saudaraku." jawab Naori.
.
.
"Sekarang apa aku akan terus bersama kalian?" tanya Hanabi, semuanya tersenyum. "Tentu saja, kami takkan biarkan kau jauh dari kami." kata Mikoto sambil mencubit hidung Hanabi. Hanabi kini sudah semakin cantik, walau dia masih anak-anak.
"Tak ada kecuali aku." kata Naruto sambil mengangkat tubuh Hanabi dan berlari membawanya keluar, "Hey kau! werewolf nakal!" teriak Mikoto sambil mengejarnya. Naori tersenyum sambil menatap Naruto dan Hanabi, Sasuke yang menyadari itu langsung membaca fikirannya.
Sasuke langsung tersenyum ketika melihat Naruto, Hanabi, Hinata, dan dirinya berada di altar pernikahan dengan Naruto dan Hanabi yang memakai pakaian pengantin.
Naori menatap Sasuke dan meletakkan 1 jarinya di depan mulutnya, menandakan Sasuke untuk tidak memberitahu apaun pada siapapun.
.
Sasuke dan Hinata kini berada di sebuah kebun bunga milik Uchiha, "Bagaimana kehidupan barumu?" tanya Sasuke, Hinata mendorong tubuh Sasuke sampai Sasuke terjatuh ke belakang, Hinata menurunkan badannya dan mengunci pergerakan Sasuke. "Jangan remehkan aku. Bagaimana pun juga aku lebih kuat darimu." jawab Hinata. Sasuke menyerigai, ia membalikkan posisi mereka sehingga kini Hinata yang berada di bawah. "Sombong sekali." balas Sasuke. Ia lalu mendekatkan bibirnya dan mencium Hinata.
.
Tapi, walau takdirku menjadi vampir, aku tetap bahagia bersama orang yang aku cintai (Uchiha Hinata)
.
.
Hai!! gimana endingnya? aku harap ini memuaskan, mohon maaf kalau ada kesalahan atau kurang ini itu. Aku sudah lakukan yang terbaik (aseeek)
Kirim kritik dan saran lewat komentar ^_^
Jangan lupa baca karya-karya saya yang lainnya ~^_^~
Arigatou~
Komentar
Posting Komentar